BMKG: Gempa Melonguane akibat deformasi batuan lempeng Laut Maluku
Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tektonik magnitudo 7,0 yang terjadi di selatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, akibat deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku.
"Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam rilis yang dibagikan di grup percakapan BMKG dan pemangku kepentingan di Manado, Sulut, Rabu.
Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Gempa itu berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kota Tidore dengan skala intensitas III-IV MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Kemudian di daerah Kabupaten Minahasa, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Ternate, Kota Sofifi, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Selanjutnya, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Banggai Kepulauan dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Sedangkan di Kota Gorontalo dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 14.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,8 sampai dengan 5,3.
BMKG berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Selanjutnya, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Dia juga berharap masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 13.06.14 WIB wilayah Laut Maluku diguncang gempa tektonik, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki parameter update dengan magnitudo 7,0. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,80° LU, 127,03° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 kilometer arah selatan Melonguane, pada kedalaman 71 kilometer.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa Melonguane akibat deformasi batuan lempeng Laut Maluku
"Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah dipicu oleh deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam rilis yang dibagikan di grup percakapan BMKG dan pemangku kepentingan di Manado, Sulut, Rabu.
Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Gempa itu berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kota Tidore dengan skala intensitas III-IV MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Kemudian di daerah Kabupaten Minahasa, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Ternate, Kota Sofifi, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Selanjutnya, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Banggai Kepulauan dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Sedangkan di Kota Gorontalo dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 14.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,8 sampai dengan 5,3.
BMKG berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Selanjutnya, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Dia juga berharap masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 13.06.14 WIB wilayah Laut Maluku diguncang gempa tektonik, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki parameter update dengan magnitudo 7,0. Episenter gempa terletak pada koordinat 2,80° LU, 127,03° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 kilometer arah selatan Melonguane, pada kedalaman 71 kilometer.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa Melonguane akibat deformasi batuan lempeng Laut Maluku