Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (SULUT) Steven O.E Kandouw mengikuti pertemuan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIV Lemhanas RI di Aula Mapalus, Senin. Ini yang diungkap.
Provinsi Sulut terdiri dari 15 kabupaten dan kota, tiga di antaranya ada di kepulauan dengan jumlah penduduk 2,6 juta jiwa.
"Kita boleh berbahagia karena Sulut salah satu provinsi dari tiga provinsi yang paling bahagia di Indonesia," kata Wagub.
Bahkan menurut dia, setelah masa pandemi provinsi ujung utara Sulawesi itu rebound paling cepat sehingga pertumbuhan ekonomi tumbuh positif dibandingkan daerah lainnya.
"Pertumbuhan ekonomi kita positif bahkan di tahun 2022 ini triwulan pertama pertumbuhannya 3,86 persen,” sebutnya.
Untuk aspek kemiskinan, Sulut adalah provinsi yang tingkat kemiskinannya paling rendah dari provinsi-provinsi lainnya serta gini ratio kaya dan miskin kita relatif kecil.
Terkait demokrasi, di Sulut hal ini berjalan kondusif karena ditopang budaya lokal, sehingga jangan heran TNI/Polri di Sulut paling aman dan nyaman.
Selain itu, ada isu lingkungan, yang telah menjadi roadmap Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wagub Drs Steven OE Kandouw dalam kepemimpinan tahun ketujuh.
“Upaya kita mitigasi lingkungan hidup terus digalakkan. Walaupun ada sedikit masalah terutama pertambangan, tapi bisa di-manage dengan baik,” ungkap Wagub Kandouw.
Sedangkan terkait digitalisasi, Wagub Kandouw akui bahwa hal itu menjadi masalah bersama.
“Memang ini jadi kerja ekstra Karena jangankan masyarakat, SDM kita masih ada yang gaptek,” ungkapnya.
Wagub Kandouw menambahkan daerah ini banyak blank spot, terutama di wilayah kepulauan, sehingga terus menjadi perhatian.
Karena itu dia berharap kehadiran peserta SSDN PPRA LXIV Lemhanas di Sulut dapat mencari solusi terkait isu-isu aktual tersebut.
“Saya optimis di Sulut akan banyak menambah ilmu dari bapak/ibu sekalian,” tutup Wagub Kandouw.
Gubernur Lemhanas Andi Wijajanto memaparkan lima isu nasional, yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
"Pertama, konsolidasi demokrasi, melihat (di Sulut) berhasil dilakukan pemilu, pilkada tanpa gejolak berarti,” ungkapnya.
Kedua, ekonomi hijau, sesuatu yang tak bisa dihindari dan menjadi kecenderungan dan tuntutan dunia.
Ketiga, ekonomi biru, bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang menjadikan laut, samudera sebagai tumpuan pembangunan ke depan.
Keempat, transformasi digital di dalamnya mengubah tata kelola pemerintahan dari analog menjadi digital.
"Kita belajar banyak dari pandemi, kita dipaksa secara cepat mengadopsi digital,” kata Gubernur Lemhanas ini.
Kelima, pembangunan Ibukota Nusantara yang akan dibangun di Kalimantan Timur (Balikpapan).
“Sulawesi Utara akan menjadi daerah penyanggah, karena Balikpapan tidak tumbuh sendiri tanpa didukung daerah penyanggah seperti Sulawesi Utara,” katanya menerangkan.
Berita Terkait
Direktorat Ekonomi dan SKA Lemhanas RI tinjau Desa Wisata Budo
Kamis, 1 Agustus 2024 9:49 Wib
Ikuti PJJ PPRA LXVI Lemhanas RI, Kakanwil Kemenkumham Sulut ditunjuk ketua kelompok pada "Bidang Studi 4 Konsensus Dasar Bangsa"
Rabu, 14 Februari 2024 8:19 Wib
Lemhanas RI cari masukkan penguatan LPP RRI wilayah 3T di Manado
Jumat, 1 Desember 2023 5:03 Wib
Presiden Jokowi izinkan Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto masuk TPN Ganjar Pranowo
Kamis, 12 Oktober 2023 21:42 Wib
Gubernur Sulut-Lemhanas teken MoU
Sabtu, 10 Juni 2023 1:08 Wib
Lemhanas: Peran Indonesia selesaikan masalah regional-global
Selasa, 6 Juni 2023 21:34 Wib
Steven Kandouw: Alumni Lemhanas diharapkan hasilkan produk berkontribusi bangun Sulut
Selasa, 6 Juni 2023 3:28 Wib
Peserta PPRA Lemhanas kunjungi Kodam XIII/Merdeka
Selasa, 5 Juli 2022 18:26 Wib