Manado (ANTARA) - Ritel modern menggandeng Badan Nasional Narkotika (BNN) guna melakukan sosialisasi bahaya narkoba khususnya tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk pengelola Alfamart menggelar sosialisasi kepada calon karyawan di 32 cabang seluruh Indonesia, Satu di antaranya di Cabang Manado. Hal ini dilakukan dalam rangka Memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) setiap 26 Juni," kata
Branch Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Manado Kariman Waris, di Manado, Rabu.
Dia mengatakan tujuan dari kegiatan tersebut adalah komitmen Alfamart untuk terus menciptakan lingkungan kerja yang bebas narkotika dan obat-obat terlarang.
"Penyuluhan yang diberikan untuk membekali para peserta agar lebih waspada terhadap bahaya narkoba," ungkapnya.
Lebih lanjut Kariman menambahkan dengan terbebas dari narkoba, diharapkan bisa bekerja secara maksimal dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
"Hal ini tentu berpengaruh pula kepada kontribusinya terhadap perusahaan dan apresiasi yang perusahaan berikan padanya," katanya.
Dia juga menambahkan sudah sepatutnya warga negara Indonesia patuh terhadap hukum yang berlaku, termasuk hukum aturan narkoba.
“Alfamart tidak menoleransi apa pun terhadap penyalahgunaan narkotika, termasuk apabila karyawan kami terlibat di dalamnya. Kami berikan sanksi tegas berupa pemecatan dan sepenuhnya adalah hak aparat untuk menindak dengan tegas pula,” ungkapnya.
Kepala BNNP Sulut Brigjen Pol Victor Joubert Lasut mengatakan narkoba memiliki dampak negatif yang cukup banyak bagi tubuh, satu di antaranya adalah kerusakan otak yang tentu saja merugikan penggunanya.
Sedangkan masyarakat yang mencobanya memiliki dua faktor, yaitu eksternal dan Internal. Untuk eksternal antara lain lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, keluarga, kerja.
"Untuk internal antara lain kondisi psikologis, rasa ingin tahu, kurang percaya diri dan keinginan untuk diterima oleh kelompok," ujarnya.
Untuk Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) antara lain melalui demand reduction yang terdiri dari pencegahan penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat, mendorong pencandu narkotika melaporkan diri untuk direhabilitasi, pemberdayaan masyarakat dalam P4GN, melakukan rehabilitasi medis dan sosial serta pasca rehab.
Sedangkan strategi lainnya melalui supply reduction antara lain pemberantasan jaringan gelap narkotika, melakukan kerjasama nasional dan internasional, memperkuat interdiksi mencegah masuknya narkotika dan memiskinkan jaringan dan sindikat narkotika.
Dalam kegiatan yang penuh semangat tersebut para peserta tampak antusias dalam menyimak pemaparan yang diberikan, sehingga kegiatan berjalan dengan lancar, dihadiri oleh Kepala Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Sulawesi Utara (Sulut) Brigjen Pol Victor Joubert Lasut yang juga sebagai pemateri.