Manado, (Antara Sulut) - Menjelang peringatan Jumat Agung wafatnya Isa Almasih dan Paskah di Manado, umat Kristen menyambutnya dengan menggelar berbagai prosesi.
"Menyambut peringatan wafatnya Isa Almasih (Yesus Kristus) didahului dengan mengingat penderitaanya dalam enam minggu sengsara," kata salah satu pelayan di Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Petra Karangria Kecamatan Tuminting, Mercy Manaida, di Manado, Minggu.
Mercy menjelaskan dalam enam minggu masa sengsara ini, semua Umat Kristen diajak untuk menghayati makna penderitaan Kristus menuju penyaliban untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa.
"Selain itu ada kebiasaan yang berkembang di masyarakat Kristen darah ini, dengan membuat lampion yang dipasang di depan-depan rumah sebagai bagian dari perayaan Jumat Agung dan Paskah," kata Mercy.
Lampion-lampion ini, biasanya mulai dipasang seminggu menjelang peringatan Jumat Agung, sampai sepekan setelah Paskah dalam beberapa bentuk, yang didominasi model salib.
Selain lampion Paskah biasanya juga Umat Kristen membuat taman Paskah, yang dibuat mirip dengan Taman Getsemani, sampai ke bukit Tengkorak tempat penyaliban Kristus.
Mercy mengatakan pada puncak peringatan Jumat Agung, ada kebaktian dan Perjamuan Kudus kemudian diikuti dengan berbagai acara pada Sabtu, yakni sehari sebelum Paskah dan selalu melibatkan banyak orang.
"Biasanya sehari setelah peringatan Kematian Kristus, ada tradisi pawai atau arak-arakan yang bertemakan mengenai kisah masa sengsara sampai penyaliban Kristus, dan diikuti oleh banyak orang,` kata Mercy.
Setelah peringatan Jumat Agung, diteruskan dengan Paskah yang biasanya diisi dengan kegiatan pembuatan telur-telur dan tradisi lain di gereja, yang digelar dengan meriah.@antarasulutcom.

