Manado (ANTARA) - Ditemukan 12 kasus stunting anak di bawah usia lima tahun di Desa Sanur, Kecamatan Tulin Onsoi, Nunukan, Kalimantan Utara.
Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Pratama Sebuku dr Syaifuddin Noor yang dihubungi via telepon seluler, Senin menyatakan sedang melakukan sosialisasi di desa tersebut sekaitan dengan ditemukannya belasan anak yang mengalami gagal tumbuh normal.
Ia mengungkapkan tingginya kasus stunting di Desa Sanur karena berkaitan dengan rendahnya pemahaman orangtua terhadap pentingnya gizi bagi anak-anaknya sejak di dalam kandungannya.
Syaifuddin juga mengatakan tingkat pendidikan orangtua menjadi salah satu penyebab tingginya kasus stunting di desa ini karena sebagian besar bekerja di perkebunan kelapa sawit.
Kemudian, dia menambahkan, kasus stunting di desa ini cukup tinggi karena faktor genetik juga dimana kedua orangtuanya memang kerdil.
"Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kasus stunting di Desa Sanur. Salah satunya kurangnya pemahaman kedua orangtua terhadap kebutuhan gizi bagi anak-anaknya," ucap Syaifuddin.
Guna mengatasi bertambahnya kasus stunting bagi anak-anak di Desa Sanur, Plt Direktur RS Pratama Sebuku terus menggalakkan sosialisasi dan penanganan medis kepada ibu hamil dan bayi yang baru lahir.
Berita Terkait
BKKBN Sulut verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting
Rabu, 10 April 2024 7:11 Wib
Pemkab Minahasa Tenggara dan BKKBN Sulut upaya bersama turunkan stunting
Jumat, 5 April 2024 20:09 Wib
BKKBN Sulut dan Pemkab Minahasa lakukan percepatan penurunan stunting
Senin, 25 Maret 2024 22:00 Wib
Satgas PPS sebut Pemkab Bolsel lakukan inovasi tangani stunting
Jumat, 22 Maret 2024 4:18 Wib
BKKBN Sulut perkuat peran TPPS turunkan stunting di Boltim
Sabtu, 16 Maret 2024 21:32 Wib
BKKBN Sulut optimalisasi peran PPS turunkan stunting
Minggu, 10 Maret 2024 5:28 Wib
BKKBN Sulut jangkau daerah kepulauan untul perluas cakupan peserta KB
Jumat, 8 Maret 2024 21:01 Wib
Kemenag Mitra: Pernikahan dini salah satu penyebab kasus stunting
Kamis, 7 Maret 2024 20:25 Wib