Program ini upaya Pupuk Kaltim mendorong distributor meningkatkan produktivitas usaha dalam memenuhi kebutuhan agroinput petani, khususnya di sektor pupuk nonsubsidi.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan reward yang diberikan berupa logam mulia bagi distributor yang melakukan penjualan NPK Pelangi, dengan minimal pembelian 5 ton dan berlaku kelipatan.
Selama periode program, terdapat 20 distributor dari seluruh wilayah distribusi Pupuk Kaltim yang meraih penghargaan. Mulai dari seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Barat.
"Reward ini diharap semakin memotivasi distributor agar lebih aktif memenuhi kebutuhan petani dengan produk berkualitas dari Pupuk Kaltim, sehingga sektor pertanian mampu dipacu lebih optimal," ucap Soesilo.
Menurut dia, program ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi atas performa unggul dalam penjualan, tapi juga meningkatkan daya saing dan produktivitas distributor dalam memasok produk unggulan Pupuk Kaltim ke seluruh wilayah distribusi perusahaan. Dimana jaringan pemasaran ritel Pupuk Kaltim tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan sebutan Distributor Prioritas.
Seluruhnya merupakan mitra Pupuk Kaltim dalam memasarkan produk nonsubsidi, sehingga petani tidak perlu khawatir akan ketersediaan produk Pupuk Kaltim di daerah.
Antusiasme distributor pun sangat tinggi selama program berlangsung, ditunjukkan dengan peningkatan pembelian secara signifikan di beberapa wilayah.
Hal ini menunjukkan jika kebutuhan akan pupuk berkualitas seperti NPK Pelangi sangat besar, dan para distributor berhasil memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
"Melalui program ini, Pupuk Kaltim ingin memastikan petani dapat mengakses produk pupuk berkualitas, sebagai wujud komitmen perusahaan untuk terus berinovasi mendorong sektor pertanian nasional," ujar Soesilo.
Pupuk Kaltim pun memastikan untuk memperluas cakupan program, agar semakin memacu distributor berpartisipasi dan meraih manfaat. Selain itu, Pupuk Kaltim juga akan meningkatkan kualitas layanan dan dukungan, agar distributor semakin optimal dalam menjalankan peran sebagai mitra strategis perusahaan.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah distributor yang meraih penghargaan, tetapi juga peningkatan penjualan NPK Pelangi di seluruh wilayah distribusi, yang menunjukkan bahwa petani makin mudah mengakses produk Pupuk Kaltim.
"Pupuk Kaltim akan terus meningkatkan program serupa di masa datang, untuk meningkatkan manfaat dalam mendukung peningkatan produktivitas pertanian, sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis distributor melalui pemenuhan kebutuhan petani di seluruh wilayah," tambah Soesilo.
Suriadi, salah satu penerima reward dari PT Raja Putra Perkasa Sulawesi Selatan, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas penghargaan Pupuk Kaltim bagi kinerja distributor di daerah.
Menurutnya, program Merdeka NPK Pelangi menjadi motivasi pihaknya untuk lebih giat dalam memenuhi kebutuhan petani, sekaligus menunjukkan komitmen Perusahaan untuk terus mendukung pertumbuhan mitra usaha di daerah.
Terlebih produk NPK Pelangi sangat diminati pelanggan, melihat produktivitas hasil pertanian yang mampu dipacu secara optimal dengan pemakaian yang lebih efisien. Keunggulan produk pun telah dibuktikan para petani pada berbagai komoditas dengan hasil yang jauh lebih signifikan.
Salah satunya melalui demplot yang rutin digelar Pupuk Kaltim, sehingga petani makin banyak menggunakan NPK Pelangi dibanding produk subsidi dikarenakan hasil panen yang jauh lebih tinggi.
"Terima kasih kepada Pupuk Kaltim yang terus menunjukkan komitmen meningkatkan sinergi bersama distributor. Kami pun makin termotivasi meningkatkan penjualan NPK Pelangi untuk memenuhi kebutuhan petani di daerah," tutur Suriadi.
Sejauh ini, produktivitas berbagai komoditas mampu dipacu menggunakan NPK Pelangi. Seperti halnya komoditas jagung di Banjarbaru Kalimantan Selatan, dengan hasil mencapai 9,8 ton/Ha, dari sebelumnya 6 ton/Ha. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan hasil sebesar 63,3 persen atau sebesar 3,8 ton/Ha.
Begitu pula untuk komoditas cabai di Bombana Sulawesi Tenggara yang mencapai 6,3 ton/ha, dengan persentase kenaikan 57,5 persen dari sebelumnya maksimal 4 ton/ha. Lalu tanaman tebu di Bantul DIY, mengalami peningkatan produktivitas 28 ton/ha, dengan total panen 70 ton/ha, dari perlakuan sebelumnya maksimal 42 ton/ha.
"Bukti ini menjadi salah satu pertimbangan petani menggunakan NPK Pelangi untuk komoditas yang ditanam. Sebab kualitas yang teruji menjadi faktor utama petani memilih produk dari Pupuk Kaltim, dan kami sangat mendukung agar pertanian kita semakin berkembang," pungkas Suriadi.