Perahu terbalik di Takalar Sulsel, 31 penumpang akhirnya diselamatkan Basarnas
Makassar (ANTARA) - Tim Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar Bersama SAR Gabungan berhasil menyelamatkan sebanyak 31 orang yang menumpangi perahu nelayan jenis Jolloro (kapal kecil) yang terbalik saat berwisata di Perairan Sanrobengi, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
"Dari data kami kumpulkan di lapangan, seluruh penumpang yang berada di atas kapal ada 31 orang termasuk nakhoda sudah dievakuasi, sesuai keterangan seluruh penumpang," ujar Kepala Kantor Basarnas Makassar Muhammad Arif Anwar, Ahad malam.
Ia menjelaskan, dari manifest penumpang tidak diketahui pasti identitas nama-namanya, namun setelah seluruh korban dievakuasi dan dikumpulkan dan diminta keterangan langsung di Pelabuhan Boddie, Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, semua dinyatakan selamat.
"Dari seluruh keterangan telah dikumpulkan dan disimpulkan bahwa manifest memang hanya 31 orang dan semuanya sudah dievakuasi, selamat," paparnya menyebutkan.
Arif menuturkan, usai dievakuasi di dermaga setempat, beberapa korban yang membutuhkan perawatan medis dibawa ke Puskesmas setemat dan RSUD Takalar untuk diberikan perawatan, selebihnya dijemput oleh keluarga.
Atas kejadian ini pihaknya mengimbau kepada nelayan maupun pemilik kapal agar senantiasa memperhatikan keselamatan dalam berlayar. Mengecek kemampuan kapasitas kapal sebelum berlayar dan tidak membiarkan kelebihan muatan saat berlayar.
"Kita bersyukur kecelakaan ini tidak menyebabkan korban jiwa, tapi semoga ke depan pemilik kapal bisa memperhatikan kapasitas dan mengutamakan keselamatan saat berlayar," kata Arif menekankan.
Sebelumnya, perahu jenis Jolloro yang mengangkut wisatawan dari Pulau Sanrobengi menuju Pelabuhan Desa Boddia Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dilaporkan tenggelam di perairan Takalar pada Ahad (4/8/2024) siang.
"Kami terima info kecelakaan kapal tenggelam dari Polair Takalar dan segera mengerahkan personel Basarnas menuju ke lokasi kejadian," kata Arif.
Dari informasi diterima, kapal tersebut berlayar dari Sanrobengi ke pelabuhan Boddie Takalar. Namun di tengah perjalanan, kapal dihantam gelombang tinggi lalu miring sebelum akhirnya tenggelam.
Beberapa penumpang langsung dievakuasi oleh kapal nelayan lain yang melintas. Seluruh penumpang yang dievakuasi dibawa ke Pelabuhan Boddie untuk menyamakan jumlah manifest yang sebelumnya tidak diketahui. Kapal nelayan tersebut diduga over kapasitas atau melebihi muatan.
"Dari data kami kumpulkan di lapangan, seluruh penumpang yang berada di atas kapal ada 31 orang termasuk nakhoda sudah dievakuasi, sesuai keterangan seluruh penumpang," ujar Kepala Kantor Basarnas Makassar Muhammad Arif Anwar, Ahad malam.
Ia menjelaskan, dari manifest penumpang tidak diketahui pasti identitas nama-namanya, namun setelah seluruh korban dievakuasi dan dikumpulkan dan diminta keterangan langsung di Pelabuhan Boddie, Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, semua dinyatakan selamat.
"Dari seluruh keterangan telah dikumpulkan dan disimpulkan bahwa manifest memang hanya 31 orang dan semuanya sudah dievakuasi, selamat," paparnya menyebutkan.
Arif menuturkan, usai dievakuasi di dermaga setempat, beberapa korban yang membutuhkan perawatan medis dibawa ke Puskesmas setemat dan RSUD Takalar untuk diberikan perawatan, selebihnya dijemput oleh keluarga.
Atas kejadian ini pihaknya mengimbau kepada nelayan maupun pemilik kapal agar senantiasa memperhatikan keselamatan dalam berlayar. Mengecek kemampuan kapasitas kapal sebelum berlayar dan tidak membiarkan kelebihan muatan saat berlayar.
"Kita bersyukur kecelakaan ini tidak menyebabkan korban jiwa, tapi semoga ke depan pemilik kapal bisa memperhatikan kapasitas dan mengutamakan keselamatan saat berlayar," kata Arif menekankan.
Sebelumnya, perahu jenis Jolloro yang mengangkut wisatawan dari Pulau Sanrobengi menuju Pelabuhan Desa Boddia Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dilaporkan tenggelam di perairan Takalar pada Ahad (4/8/2024) siang.
"Kami terima info kecelakaan kapal tenggelam dari Polair Takalar dan segera mengerahkan personel Basarnas menuju ke lokasi kejadian," kata Arif.
Dari informasi diterima, kapal tersebut berlayar dari Sanrobengi ke pelabuhan Boddie Takalar. Namun di tengah perjalanan, kapal dihantam gelombang tinggi lalu miring sebelum akhirnya tenggelam.
Beberapa penumpang langsung dievakuasi oleh kapal nelayan lain yang melintas. Seluruh penumpang yang dievakuasi dibawa ke Pelabuhan Boddie untuk menyamakan jumlah manifest yang sebelumnya tidak diketahui. Kapal nelayan tersebut diduga over kapasitas atau melebihi muatan.