Manado (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Utara, Diano T Tandaju berharap Pusat Informasi Konseling Remaja memberikan edukasi kesehatan reproduksi anak di usia tersebut.
"Selain peran orang tua, pembina remaja dituntut memberikan teladan dan parenting yang optimal, program pemerintah melalui Pusat Informasi Konseling Remaja dan bina remaja diharapkan memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi, gizi dan perencanaan keluarga," kata Diano di Manado, Sabtu.
Permasalahan remaja akhir-akhir ini sangat kompleks di antaranya meningkatnya perkawinan usia dini bahkan ada di usia 13 tahun, terlibat dalam pertikaian, kekerasan, seks bebas dan Napza.
Karena itu dia berharap, kegiatan konsolidasi penurunan stunting dari hulu dapat menekan angka kelahiran di usia remaja karena dapat beresiko pada lahirnya anak stunting.
Selanjutnya, berbagai permasalahan remaja dapat dicegah dengan mamaksimalkan fungsi dan peran PIK-R yang sudah dibentuk khususnya di Kota Manado.
Dia mengatakan, dari kelompok PIK-R seperti ini akan lahir perutusan Duta Generasi Berencana (Duta Genre) baik di tingkat kelurahan, kecamatan sampai di tingkat kabupaten yang mampu menjadi pelopor dan corong program Bangga Kencana dalam rangka meningkatkan remaja yang unggul dan berkualitas.
Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang membuka kegiatan Konsolidasi Pencegahan Stunting dari Hulu bagi Remaja dan Pembina Remaja/Orang Tua di PIK-R Kota Manado di Gereja GMIM Yohanes Teling.
"Konseling dan pembinaan remaja terkait pencegahan stunting dari hulu hendaknya dapat berjalan konsisten," harapnya.
Dia berharap, penguatan Pusat Informasi dan konseling remaja (PIK-R) dan kelompok BKR harus aktif, karena remaja perlu mengenal dan belajar tentang reproduksi, gizi dan perencanaan keluarga.
"Mereka harus dapat berpikir ke depan dan mampu mempersiapkan diri untuk berkeluarga dengan itu masalah stunting dapat dicegah dan diatasi," ajaknya.