Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto memiliki hubungan yang erat dengan Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, bahkan sejak masa kecil, kata Kardinal Ignatius Suharyo.
"Bapak Presiden itu mengenal baik Bapak Uskup Kupang, bersama dengan temannya waktu Pak Simon masih kecil. Jadi masih ada hubungan keluarga," katanya seusai melayat di Katedral, Jakarta, Jumat.
Hal itu disampaikan Suharyo menjawab kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Gereja Katedral Jakarta, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Mgr. Petrus Turang.
Ia mengatakan kehadiran Presiden menjadi penanda kedekatan pribadi yang telah terjalin lama antara dirinya dan mendiang uskup.
“Maka, beliau menyempatkan datang di tengah-tengah kesibukannya, meskipun hanya beberapa menit,” ujar Kardinal Suharyo.
Dikatakan Suharyo, Mgr. Petrus Turang, yang lahir di Manado, telah melayani sebagai Uskup di Kupang selama lebih dari 27 tahun. Meskipun bukan putra daerah, pengabdiannya yang panjang di Nusa Tenggara Timur membuatnya diputuskan untuk dimakamkan di Kupang.
“Beliau adalah orang Manado. Tetapi sudah 27 tahun lebih, hampir 28 tahun, menjadi uskup di Kupang. Maka diputuskan untuk dimakamkan di Kupang,” katanya.
Jenazah Mgr. Petrus Turang dijadwalkan diberangkatkan dari Jakarta pada Senin (1/4) dini hari menuju Kupang.
“Nanti malam akan berangkat dari sini jam 23.00. Ikut pesawat besok jam 06.00 langsung dibawa ke Kupang, dan akan dimakamkan pada hari Selasa di Kupang,” kata Kardinal.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa ucapan duka dari Vatikan akan disampaikan secara resmi dalam misa pemakaman.
Mgr. Petrus Turang meninggal dunia pada Jumat pukul 06.02 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, setelah menjalani perawatan intensif.