Manado (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan penetrasi kredit di Indonesia masih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
"Nah, kalau kita lihat penetrasi kredit Indonesia di Asia Tenggara baru sebesar lima persen,” kata Ketua Bidang Edukasi dan Riset AFPI Entjik Djafar, dalam sosialisasi "OJK Goes to Sulut" yang dihadiri oleh beberapa UMKM dari Sulawesi Utara via Zoom, di Manado, Kamis.
Djafar mengatakan Sebenarnya Kebutuhan kredit di Indonesia itu sebesar Rp2.650 Triliun tetapi baru bisa disalurkan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) sekitar Rp1000 triliun sehingga masih ada kekurangan Rp 1.650 Triliun.
Kesenjangan tersebut dapat dibilang sangat besar. Angka yang disalurkan Oleh para LJK masih tidak cukup sehingga tercipta "Gap" yang signifikan pada angka Rp1.650 Triliun per tahunnya.
Salah satu penyebab Gap kredit ini seperti yang dikatakan Djafar, selisih penyaluran dan kebutuhan tadi karena adalah aspek risiko. Banyak LJK yang belum berani karena resikonya cukup tinggi sehingga meminta jaminan dan sebagainya.
Berita Terkait
OJK sebut realisasi KUR di Sulut capai Rp219 miliar
Jumat, 26 April 2024 5:29 Wib
BRI lakukan aksi donor darah bantu penuhi kebutuhan Sulut
Kamis, 25 April 2024 6:13 Wib
OJK terus koordinasi perbankan amankan aset akibat erupsi Gunung Ruang
Kamis, 25 April 2024 6:12 Wib
OJK: Perbankan di Sulut himpun DPK Rp31,67 triliun hingga akhir 2023
Jumat, 1 Maret 2024 7:46 Wib
Penyaluran kredit perbankan di Sulut capai Rp50,44 Triliun
Kamis, 29 Februari 2024 21:53 Wib
Prakerja telah bantu 5 juta orang buka rekening bank
Jumat, 2 Februari 2024 16:32 Wib
4.000 rekening judi online telah diblokir OJK
Sabtu, 16 Desember 2023 16:47 Wib
LDR Perbankan Sulut sebesar 158,54 persen
Kamis, 30 November 2023 22:37 Wib