Manado (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan penetrasi kredit di Indonesia masih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
"Nah, kalau kita lihat penetrasi kredit Indonesia di Asia Tenggara baru sebesar lima persen,” kata Ketua Bidang Edukasi dan Riset AFPI Entjik Djafar, dalam sosialisasi "OJK Goes to Sulut" yang dihadiri oleh beberapa UMKM dari Sulawesi Utara via Zoom, di Manado, Kamis.
Djafar mengatakan Sebenarnya Kebutuhan kredit di Indonesia itu sebesar Rp2.650 Triliun tetapi baru bisa disalurkan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) sekitar Rp1000 triliun sehingga masih ada kekurangan Rp 1.650 Triliun.
Kesenjangan tersebut dapat dibilang sangat besar. Angka yang disalurkan Oleh para LJK masih tidak cukup sehingga tercipta "Gap" yang signifikan pada angka Rp1.650 Triliun per tahunnya.
Salah satu penyebab Gap kredit ini seperti yang dikatakan Djafar, selisih penyaluran dan kebutuhan tadi karena adalah aspek risiko. Banyak LJK yang belum berani karena resikonya cukup tinggi sehingga meminta jaminan dan sebagainya.
Berita Terkait
Penguatan literasi keuangan demi menggapai masyarakat cerdas finansial
Kamis, 21 November 2024 14:09 Wib
Satgas Pasti cegah perkembangan aktivitas keuangan ilegal di Sulut
Kamis, 14 November 2024 16:08 Wib
OJK lakukan journalist class angkatan 10 di Sulampua
Selasa, 5 November 2024 10:54 Wib
Literasi keuangan 3T hingga disabilitas: Langkah kecil perlindungan konsumen di era digital
Selasa, 5 November 2024 6:40 Wib
BSG dan OJK tingkatkan literasi keuangan masyarakat 3T
Selasa, 15 Oktober 2024 14:59 Wib
OJK: BIK 2024 mampu edukasi 16.210 orang paham jasa keuangan
Selasa, 15 Oktober 2024 5:22 Wib
OJK Mengajar tingkatkan inklusi keuangan kalangan mahasiswa Unsrat
Senin, 14 Oktober 2024 22:41 Wib
Realisasi kredit perbankan Sulut capai Rp51,78 triliun
Sabtu, 5 Oktober 2024 8:14 Wib