Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto optimistis masa depan anak-anak Indonesia cerah sehingga dia meminta anak-anak belajar dengan giat dan menghindari berbagai kegiatan yang berdampak buruk untuk mereka.
Presiden kemudian menegaskan pemerintah terus berupaya membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung tumbuh kembang anak, dan melindungi anak-anak dari pengaruh-pengaruh buruk terutama yang ada di ruang digital.
“Hati-hati semua anak-anak ya. Jangan ikut-ikut hal-hal yang negatif. Kalian harus belajar yang baik. Masa depan anda cerah. Masa depan Indonesia cerah, dan ini semua, kita di sini semua adalah untuk bekerja menyiapkan masa depan anak-anak yang lebih baik,” kata Presiden Prabowo di hadapan seratusan lebih anak-anak SD, SMP, dan SMA di halaman samping Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Presiden kemudian menyebutkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas) yang diterbitkan hari ini oleh pemerintah merupakan salah satu upaya melindungi generasi muda bangsa di ruang digital.
Presiden menilai teknologi digital, yang saat ini banyak diakses oleh anak-anak, menjanjikan kemajuan-kemajuan untuk kemanusiaan, tetapi jika penggunaannya tidak diawasi dengan baik maka anak-anak dapat terpapar oleh konten-konten yang merusak karakter dan kesehatan mental mereka.
“Jadi, teknologi digital ini menjanjikan bisa membawa kemajuan pesat bagi kemanusiaan. Tetapi juga, apabila tidak diawasi dan dikelola dengan baik, justru bisa merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat terutama merusak akhlak, merusak psikologi, merusak watak daripada anak-anak kita,” kata Presiden Prabowo.
Oleh karena itu, Presiden berterima kasih kepada jajaran kementerian dan lembaga yang telah bekerja menyusun peraturan pemerintah itu sehingga dapat disahkan hari ini. Dalam tahap penyusunannya, Kementerian Komunikasi dan Digital, selaku inisiator dari penyusunan PP itu telah berkonsultasi dengan seratusan lebih kelompok masyarakat, para pakar, dan kelompok-kelompok yang fokus dalam perlindungan anak.
“Anak-anak kita harus tumbuh kreatif, harus tumbuh sehat jiwa dan raga, harus tumbuh menjadi manusia yang berani, yang mandiri, yang optimis; yang berjiwa ingin mencari ilmu, ingin berbuat yang terbaik untuk saudara-saudaranya, untuk bangsanya sehingga perkembangan negatif yang sangat cepat (yang) bisa dilakukan melalui media digital sangat-sangat berbahaya jika kita tidak lakukan langkah-langkah pengelolaan yang tepat,” kata Presiden.
Oleh karena itu, Presiden yakin PP Tunas dapat menjadi instrumen yang melindungi anak-anak di ruang-ruang digital.
“Saya sampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama Menteri Komunikasi dan Digital, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, tokoh-tokoh yang sangat aktif di bidang perlindungan anak. Ini hasil karya saudara-saudara. Saya mendengarkan saran-saran saudara dan kita wujudkan hari ini,” kata Presiden.
Di lokasi yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengawali acara dengan menyampaikan laporan mengenai pembentukan PP Tunas. Meutya pun berterima kasih kepada seluruh kementerian/lembaga yang ikut terlibat bersama Kementerian Komunikasi dan Digital dalam menyusun PP tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Kementerian Sekretaris Negara, Sekretariat Kabinet, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Himpunan Psikologi Indonesia, Save the Children, dan UNICEF.
Dalam acara peluncuran PP Tunas, sejumlah menteri dan tokoh turut hadir, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi.
Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Ketua KPAI Ai Maryati, Ketua LPAI Prof. Seto Mulyadi alias Kak Seto, dan Ketua Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Najelaa Shihab.