Beijing (ANTARA) - Pemimpin Eksekutif Sinovac Biotech Yin Weidong, Minggu, menyebutkan hampir 90 persen pegawainya beserta keluarga mereka telah mendapat vaksin eksperimental COVID-19 buatan perusahaan itu, yang dikembangkan di bawah program darurat China.
Tingkat inokulasi menunjukkan keaktifan dengan menggunakan vaksin eksperimental itu, dalam harapan untuk melindungi pekerja esensial melawan kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 gelombang baru, sekalipun proses uji coba masih dijalankan.
Program penggunaan darurat ditujukan bagi kelompok khusus, termasuk petugas medis dan para pekerja di pasar makanan serta sektor transportasi dan jasa.
Sinovac, yang vaksin CoronaVac buatannya sedang dalam uji coba Fase III dan telah dimasukkan ke skema darurat, menawarkan kandidat vaksin itu kepada sekitar 2.000 hingga 3.000 pegawai dan keluarga mereka, yang bisa menggunakannya sebagai relawan.
"Sebagai pengembang dan pembuat vaksin, wabah baru bisa memberikan dampak secara langsung terhadap produksi vaksin kami," kata Yin, di sela-sela pameran dagang internasional di Beijing, menjelaskan alasan perusahaannya masuk dalam program darurat.
Data yang dikumpulkan dari program tersebut dapat menyajikan bukti bahwa vaksin tersebut aman. Namun, data semacam itu tidak menjadi bagian dari protokol uji klinis dan tidak akan digunakan sebagai bahan utama yang dikaji oleh otoritas dalam pengesahan vaksin,
Yin menyebut mereka yang hendak menjalani inokulasi, termasuk istri dan orang tua dia sendiri, telah diinformasikan mengenai efek samping yang mungkin timbul sebelum disuntikkan vaksin, dan bahwa vaksin itu pun baru memenuhi uji coba tahap awal dan tengah.
Yin, yang juga telah disuntik vaksin tersebut, mengatakan bahwa dokter bertanya mengenai kondisi kesehatan relawan sebelum vaksinasi, dan tingkat kemunculan reaksi ketidakcocokan di antara mereka yang telah mendapat vaksin tercatat sangat rendah.
Efek samping yang muncul setelah disuntik vaksin CoronaVac antara lain kelelahan, demam, dan nyeri, kebanyakan dalam gejala yang ringan, berdasarkan hasil uji coba tahap menengah yang melibatkan 600 peserta dan dipublikasikan bulan lalu.
Dari sejumlah kandidat vaksin COVID-19 yang tengah dikembangkan oleh berbagai negara, belum ada satu pun yang melalui tahapan final hingga saat ini. Uji coba skala besar harus dilakukan untuk membuktikan efektivitas dan keamanan vaksin sebelum digunakan secara luas di masyarakat.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 5 September 2020 tercatat hampir 26,5 juta kasus COVID-19 dengan lebih dari 871.000 kasus kematian dari seluruh dunia.
Sumber: Reuters