Upaya jadikan kelapa andalan ekspor
Manado, 19/11 (Antara) - Dalam Konferensi Nasional Kelapa (KNK) IX dan International Coconut Conference di Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagi wujud untuk lebih mensejahterakan petani kelapa di Indonesia.
Berbagai pemikiran yang strategis dikeluarkan untuk ditindaklanjuti demi pengembangan perkebunan kelapa dari hulu sampai hilir.
Kegiatan ini selain dihadiri oleh 500 peserta yang berasal dari dalam maupun luar negeri, meliputi International Coconut Community (ICC), Filipina, Australia, Vietnam, para pelaku bisnis/industri hilir sektor perkebunan, petani, LSM, asosiasi kelapa, perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, peneliti, mahasiswa, akademisi, media pers, dan masyarakat pemerhati kelapa.
Kepala Balai Penelitian Tanaman Palma Lainnya Dr Ismail Maskromo mengatakan KNK IX dilaksanakan dua hari, tanggal 16-17 November 2018 yang dibuka oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr Andi Amran Sulaiman diwakili Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian ?Prof Dr M Syakir.
Konferensi Nasional Kelapa (KNK) IX tahun 2018 diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan industri kelapa di Indonesia.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr Andi Amran Sulaiman melalui Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian Prof Dr M Syakir mengatakan tujuan KNK IX adalah membangun sinergitas diantara pemangku kepentingan untuk mengakselerasi peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan kebutuhan kelapa serta produk turunan yang berkualitas ekspor serta industri berkelanjutan.
Syakir mengatakan KNK IX diprakarsai Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Palma Lainnya (Balitpalma) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, dan dilaksanakan secara nasional setiap empat tahun.?
Kongres ini telah dilaksanakan hingga sembilan kali di beberapa tempat di Indonesia yang merupakan pusat/sentra kelapa. ?
Tema KNK IX yaitu "Sinergisme untuk Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Industri Kelapa". Dilaksanakan di Manado pada 16-17 November 2018.
Dia mengatakan kegiatan ini akan mendesiminasikan hasil-hasil penelitian unggulan di bidang perkelapaan kepada masyarakat luas, dan menumbuhkan kreativitas dalam pengembangan produk berkualitas melalui festival produk kelapa yang inovatif dan berdaya saing tinggi, serta memberikan bantuan sosial benih kelapa unggul bersertifikat kepada masyarakat.
Ia menjelaskan akselerasi peningkatan pendapatan petani demi keberlanjutan industri kelapa dapat dilakukan antara lain dengan pendekatan yang komprehensif melalui sinergi semua stakeholder guna mewujudkan peran strategis masing-masing secara maksimal, terarah dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Litbang Pertanian pada tahun Anggaran 2017 dan 2018 telah mengembangkan benih komoditas perkebunan strategis seperti tebu, kopi, kakao, kelapa, jambu mete, karet, cengkeh, pala, dan kayu manis.?
"Tujuannya, mendorong peningkatan ekspor dari sektor perkebunan," katanya.
Kadis Perkebunan Sulut Refly Ngantung mengatakan pemerintah daerah mengapresiasi kegiatan nasional dan bertaraf internasional kelapa di Sulut.
Pemerintah daerah, katanya, akan terus bersinergi dengan pusat guna meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di daerah.
Varietas Baru
Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan varietas kelapa unggul lokal di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian ?Prof Dr M Syakir mengatakan varietas kelapa unggul ini mampu meningkatkan produksi kelapa hingga 10 persen.
Syakir mengatakan juga pohonnya hanya pendek sehingga buruh petik dengan mudah memanjat kelapa tersebut.
"Kami melakukan ini, karena semakin sedikitnya buruh petik kelapa," katanya.
Ia menjelaskan kelapa ini umurnya genja tidak harus menunggu 10 tahun ke depan. Umur lima tahun sudah menghasilkan, dan buahnya besar dan jumlah buah lebih banyak.
Varietas kelapa unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan benih bersertifikat merupakan varietas unggul lokal.?
Jumlah benih yang telah disalurkan Kementerian Pertanian untuk petani sejak tahun 2017/2018 telah mencapai 1.894.467 batang, dengan potensi kopra lebih dari 3 ton per hektar per tahun, melebihi produksi kelapa nasional yang hanya 1.1 ton.?
Pada kesempatan ini Balitpalma bersama Pemda telah melepas beberapa Varietas Unggul Baru Kelapa, seperti Kelapa Bido asal Maluku Utara, Kelapa Sri Gemilang asal Riau yang adaptif lahan pasang surut, Kelapa Dalam Kopyor Puan Kalianda asal Lampung, dan Kelapa Babasal asal Sulawesi Tengah. ?
Varietas kelapa unggul tersebut memiliki potensi produksi hingga 3 ton kopra/ha/tahun.
Inovasi Teknologi
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pameran inovasi teknologi kelapa di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Pameran ini melibatkan banyak perusahaan, petani, instansi terkait dalam memamerkan produk inovatif dari kelapa dan turunannya.
Pameran yang diikuti oleh peserta dari dalam maupun luar negeri, yaitu PT. Unilever, PT. Global Coconut, PT Royal Coconut, PT Dimembe Nyiur Agripro, dan Unit Kerja lingkup Balitbangtan, Kementerian Pertanian, kemudian diikuti dengan Bimbingan Teknis (BIMTEK), dan lomba produk inovatif.
Point utama ekspo kelapa ini, yaitu untuk diseminasi inovasi teknologi kelapa, antara lain pengolahan kelapa terpadu, penyadapan dan pengolahan gula kelapa, pemanfaatan lahan di antara kelapa, koleksi plasma nutfah dan hibridisasi kelapa serta laboratorium.?
Peserta dan pengunjung diajak menikmati suasana berada di kebun kelapa untuk mendekatkan dan membuat semua peserta KNK IX & Expo berbaur dan saling berinteraksi.
"Kegiatan ini diharapkan akan menjadi daya ungkit potensial bagi kebangkitan komoditas kelapa nasional," jelasnya.
Tingkatkan Ekspor
Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus meningkatkan pasar ekspor komoditas kelapa di pasar dunia, sehingga akan berdampak positif pada harga di tingkat petani.
Pemerintah berupaya agar pasar ekspor kelapa semakin terbuka, sehingga harga kopra di tingkat petani akan semakin meningkat.
Dia menjelaskan kelapa merupakan tanaman perkebunan yang sebagian besar 93 persen adalah perkebunan rakyat.
Kelapa memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya dan peran strategis dalam peningkatan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara.
"Semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, pangan fungsional dan papan, serta berbagai keperluan lain sehingga kelapa disebut sebagai pohon kehidupan atau `The Tree of Life`," katanya.
Secara nasional terdapat peningkatan yang signifikan ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, dari 793,3 juta dolar Amerika Serikat (AS) di tahun 2013, menjadi 1,4 miliar dolar AS (Rp14,1 triliun) di tahun 2017, atau meningkat sebesar 43 persen.
Nilai ekspor sektor perkebunan sendiri secara umum mencapai Rp432,4 triliun atau 96 persen dari total nilai ekspor pertanian pada tahun 2017.
Produk kelapa yang diekspor antara lain Dessicated coconut (DC), Coconut crude oil (CCO), turunan CCO, kelapa bulat, karbon aktif, dan air kelapa yang diekspor ke beberapa negara tujuan seperti PNG, Filipina, China, USA, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia.
Dalam KNK IX tahun 2018 ini akan dilepas ekspor Desiccated Coconut (Kelapa parut kering) yang menjadi juga produk unggulan Sulut.
Pelepasan ekspor produk Desiccated Coconut sebanyak 11,380 MT pada tahun 2018 yang dihasilkan oleh PT Royal dan PT Global yang beroperasi di Sulut.
"Hal ini merupakan salah satu upaya mendukung pengembangan kelapa secara berkelanjutan," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw mengatakan Desiccated Coconut asal Sulut telah diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, Amerika dan Afrika.
Jenny mengatakan permintaan pasar dunia akan produk turunan kelapa yang satu ini sangat tinggi.
Negara pembeli Desiccated Coconut Sulut yang rutin yakni Jerman, Rusia, Australia, Brazil, Selandia Baru, Inggris, Belgia, Amerika Serikat, Slovenia, Turki, Afrika Selatan, Argentina, Belanda, Tiongkok, Korea, Cyprus, Malaysia, Chili, Yunani dan Prancis dan masih banyak lagi.
(T.KR-JRL/B/E007/C/E007) 19-11-2018 13:44:06
Berbagai pemikiran yang strategis dikeluarkan untuk ditindaklanjuti demi pengembangan perkebunan kelapa dari hulu sampai hilir.
Kegiatan ini selain dihadiri oleh 500 peserta yang berasal dari dalam maupun luar negeri, meliputi International Coconut Community (ICC), Filipina, Australia, Vietnam, para pelaku bisnis/industri hilir sektor perkebunan, petani, LSM, asosiasi kelapa, perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, peneliti, mahasiswa, akademisi, media pers, dan masyarakat pemerhati kelapa.
Kepala Balai Penelitian Tanaman Palma Lainnya Dr Ismail Maskromo mengatakan KNK IX dilaksanakan dua hari, tanggal 16-17 November 2018 yang dibuka oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr Andi Amran Sulaiman diwakili Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian ?Prof Dr M Syakir.
Konferensi Nasional Kelapa (KNK) IX tahun 2018 diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan industri kelapa di Indonesia.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr Andi Amran Sulaiman melalui Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian Prof Dr M Syakir mengatakan tujuan KNK IX adalah membangun sinergitas diantara pemangku kepentingan untuk mengakselerasi peningkatan kesejahteraan petani, pemenuhan kebutuhan kelapa serta produk turunan yang berkualitas ekspor serta industri berkelanjutan.
Syakir mengatakan KNK IX diprakarsai Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Palma Lainnya (Balitpalma) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, dan dilaksanakan secara nasional setiap empat tahun.?
Kongres ini telah dilaksanakan hingga sembilan kali di beberapa tempat di Indonesia yang merupakan pusat/sentra kelapa. ?
Tema KNK IX yaitu "Sinergisme untuk Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Industri Kelapa". Dilaksanakan di Manado pada 16-17 November 2018.
Dia mengatakan kegiatan ini akan mendesiminasikan hasil-hasil penelitian unggulan di bidang perkelapaan kepada masyarakat luas, dan menumbuhkan kreativitas dalam pengembangan produk berkualitas melalui festival produk kelapa yang inovatif dan berdaya saing tinggi, serta memberikan bantuan sosial benih kelapa unggul bersertifikat kepada masyarakat.
Ia menjelaskan akselerasi peningkatan pendapatan petani demi keberlanjutan industri kelapa dapat dilakukan antara lain dengan pendekatan yang komprehensif melalui sinergi semua stakeholder guna mewujudkan peran strategis masing-masing secara maksimal, terarah dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Litbang Pertanian pada tahun Anggaran 2017 dan 2018 telah mengembangkan benih komoditas perkebunan strategis seperti tebu, kopi, kakao, kelapa, jambu mete, karet, cengkeh, pala, dan kayu manis.?
"Tujuannya, mendorong peningkatan ekspor dari sektor perkebunan," katanya.
Kadis Perkebunan Sulut Refly Ngantung mengatakan pemerintah daerah mengapresiasi kegiatan nasional dan bertaraf internasional kelapa di Sulut.
Pemerintah daerah, katanya, akan terus bersinergi dengan pusat guna meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di daerah.
Varietas Baru
Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan varietas kelapa unggul lokal di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian ?Prof Dr M Syakir mengatakan varietas kelapa unggul ini mampu meningkatkan produksi kelapa hingga 10 persen.
Syakir mengatakan juga pohonnya hanya pendek sehingga buruh petik dengan mudah memanjat kelapa tersebut.
"Kami melakukan ini, karena semakin sedikitnya buruh petik kelapa," katanya.
Ia menjelaskan kelapa ini umurnya genja tidak harus menunggu 10 tahun ke depan. Umur lima tahun sudah menghasilkan, dan buahnya besar dan jumlah buah lebih banyak.
Varietas kelapa unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan benih bersertifikat merupakan varietas unggul lokal.?
Jumlah benih yang telah disalurkan Kementerian Pertanian untuk petani sejak tahun 2017/2018 telah mencapai 1.894.467 batang, dengan potensi kopra lebih dari 3 ton per hektar per tahun, melebihi produksi kelapa nasional yang hanya 1.1 ton.?
Pada kesempatan ini Balitpalma bersama Pemda telah melepas beberapa Varietas Unggul Baru Kelapa, seperti Kelapa Bido asal Maluku Utara, Kelapa Sri Gemilang asal Riau yang adaptif lahan pasang surut, Kelapa Dalam Kopyor Puan Kalianda asal Lampung, dan Kelapa Babasal asal Sulawesi Tengah. ?
Varietas kelapa unggul tersebut memiliki potensi produksi hingga 3 ton kopra/ha/tahun.
Inovasi Teknologi
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pameran inovasi teknologi kelapa di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Pameran ini melibatkan banyak perusahaan, petani, instansi terkait dalam memamerkan produk inovatif dari kelapa dan turunannya.
Pameran yang diikuti oleh peserta dari dalam maupun luar negeri, yaitu PT. Unilever, PT. Global Coconut, PT Royal Coconut, PT Dimembe Nyiur Agripro, dan Unit Kerja lingkup Balitbangtan, Kementerian Pertanian, kemudian diikuti dengan Bimbingan Teknis (BIMTEK), dan lomba produk inovatif.
Point utama ekspo kelapa ini, yaitu untuk diseminasi inovasi teknologi kelapa, antara lain pengolahan kelapa terpadu, penyadapan dan pengolahan gula kelapa, pemanfaatan lahan di antara kelapa, koleksi plasma nutfah dan hibridisasi kelapa serta laboratorium.?
Peserta dan pengunjung diajak menikmati suasana berada di kebun kelapa untuk mendekatkan dan membuat semua peserta KNK IX & Expo berbaur dan saling berinteraksi.
"Kegiatan ini diharapkan akan menjadi daya ungkit potensial bagi kebangkitan komoditas kelapa nasional," jelasnya.
Tingkatkan Ekspor
Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus meningkatkan pasar ekspor komoditas kelapa di pasar dunia, sehingga akan berdampak positif pada harga di tingkat petani.
Pemerintah berupaya agar pasar ekspor kelapa semakin terbuka, sehingga harga kopra di tingkat petani akan semakin meningkat.
Dia menjelaskan kelapa merupakan tanaman perkebunan yang sebagian besar 93 persen adalah perkebunan rakyat.
Kelapa memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya dan peran strategis dalam peningkatan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara.
"Semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, pangan fungsional dan papan, serta berbagai keperluan lain sehingga kelapa disebut sebagai pohon kehidupan atau `The Tree of Life`," katanya.
Secara nasional terdapat peningkatan yang signifikan ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, dari 793,3 juta dolar Amerika Serikat (AS) di tahun 2013, menjadi 1,4 miliar dolar AS (Rp14,1 triliun) di tahun 2017, atau meningkat sebesar 43 persen.
Nilai ekspor sektor perkebunan sendiri secara umum mencapai Rp432,4 triliun atau 96 persen dari total nilai ekspor pertanian pada tahun 2017.
Produk kelapa yang diekspor antara lain Dessicated coconut (DC), Coconut crude oil (CCO), turunan CCO, kelapa bulat, karbon aktif, dan air kelapa yang diekspor ke beberapa negara tujuan seperti PNG, Filipina, China, USA, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia.
Dalam KNK IX tahun 2018 ini akan dilepas ekspor Desiccated Coconut (Kelapa parut kering) yang menjadi juga produk unggulan Sulut.
Pelepasan ekspor produk Desiccated Coconut sebanyak 11,380 MT pada tahun 2018 yang dihasilkan oleh PT Royal dan PT Global yang beroperasi di Sulut.
"Hal ini merupakan salah satu upaya mendukung pengembangan kelapa secara berkelanjutan," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw mengatakan Desiccated Coconut asal Sulut telah diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, Amerika dan Afrika.
Jenny mengatakan permintaan pasar dunia akan produk turunan kelapa yang satu ini sangat tinggi.
Negara pembeli Desiccated Coconut Sulut yang rutin yakni Jerman, Rusia, Australia, Brazil, Selandia Baru, Inggris, Belgia, Amerika Serikat, Slovenia, Turki, Afrika Selatan, Argentina, Belanda, Tiongkok, Korea, Cyprus, Malaysia, Chili, Yunani dan Prancis dan masih banyak lagi.
(T.KR-JRL/B/E007/C/E007) 19-11-2018 13:44:06