Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan perlunya semakin banyak keterlibatan generasi muda untuk memperkuat kemajuan alat musik tersebut, di tengah upaya pengajuannya sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin, Andre Notohamijoyo selaku Asisten Deputi Pemerataan Pembangunan Wilayah Kemenko PMK menyampaikan apresiasi atas berlangsungnya Kolintang Expo yang diadakan Persatuan Insan Kolintang (PINKAN) Indonesia bersama dengan Ikatan Pelatih Musik Kolintang Jabodetabek pada Sabtu lalu (30/11).
Dia menyebut bahwa acara tersebut merupakan wujud dari diplomasi budaya yang harus terus diperkuat, selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Keterlibatan generasi muda sangat diperlukan untuk memperkuat pemajuan kolintang misalnya kolaborasi dengan alat musik tradisional lain maupun alat musik modern dengan genre musik pop, jazz, rock dan lainnya," katanya.
Selain itu, dia juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan terkait kolintang diberikan baik secara informal maupun formal sejak usia dini serta dilakukan dengan berkesinambungan.
Dalam pernyataan serupa, Menteri Kebudayaan Dr. Fadli Zon dalam sambutannya di acara tersebut menyampaikan bahwa saat ini kolintang bersama dengan reyog dan kebaya sedang dalam proses pengajuan dan diharapkan pada bulan Desember 2024 mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
"Pengajuan kolintang ke UNESCO merupakan salah satu upaya pelestarian alat musik tersebut," kata Fadli Zon.
Pengajuan kolintang itu dilakukan bersama dengan balafon, alat musik dari Afrika dengan pola ekstensi (extension) bersama negara-negara Afrika yaitu Burkina Faso, Mali dan Pantai Gading. Dalam acara itu juga dimainkan kolaborasi kolintang dan balafon oleh Neo, seorang seniman Indonesia yang mengembangkan alat musik balafon.
Acara itu merupakan sebuah upaya untuk mempopulerkan kolintang sebagai warisan budaya alat musik yang memiliki nilai-nilai adat istiadat dan budaya yang tinggi. Ketua Umum DPP PINKAN Indonesia Penny Iriana menyampaikan bahwa acara itu juga menjadi bagian dari strategi diplomasi dan promosi alat musik tradisional kayu asal Minahasa, Sulawesi Utara tersebut untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO.*