Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara (Sulut) meningkatkan kapasitas fasilitator Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mempercepat penurunan angka stunting di provinsi tersebut.
"Kita meningkatkan kapasitas TPK kabupaten dan kota melalui pelatihan teknis. Harapannya agar terjadi percepatan penurunan angka stunting," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut Diano Tino Tandaju di Manado, Rabu.
Peran fasilitator TPK, kata dia, adalah pembimbing dan pembina dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) khususnya dalam usaha percepatan penurunan stunting.
"Kami memberikan apresiasi kepada seluruh fasilitator karena pelatihan teknis ini diarahkan untuk memperkuat kapasitas TPK," ujarnya.
Fasilitator TPK ini, lanjut Diano, nantinya yang berperan vital dalam pendekatan berbasis keluarga berisiko stunting.
"Tim ini juga bertugas melakukan penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, penerimaan program bantuan sosial, serta surveilans untuk deteksi dini faktor risiko stunting," katanya.
Diano menambahkan, percepatan penurunan angka stunting juga tidak bisa dipisahkan dari pemanfaatan dan pengelolaan Biaya Operasional Keluarga Berencana (BOKB) yang ada di masing-masing kabupaten dan kota.
"Kami berharap semua pihak bekerja sama dan memanfaatkan waktu serta sumber daya yang ada secara efektif dan akuntabel untuk mencapai tujuan penurunan stunting di Sulut," ujarnya.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Sulut sebesar 20,5 persen. Pemprov Sulut dan para pihak berusaha menurunkan hingga di bawah 14 persen pada tahun 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN Sulut tingkatkan kapasitas TPK percepat penurunan stunting