Minahasa Utara, (ANTARA Sulut) - Basarnas resmi menghentikan operasi pencarian kepingan pesawat Elang Nusantara Air pada hari ketujuh yang jatuh di perairan laut Minahasa Utara pada Selasa (2/12) lalu.
"Kegiatan di laut kami hentikan dan semua tim yang tergabung dalam proses evakuasi telah kembali ke masing-masing satuan, tapi kita tetap lakukan pemantauan dan evaluasi," ujar Kepala Kantor Sar Manado Marsono, di Minahasa Utara, Senin.
Marsono mengatakan, dua korban maupun rangka pesawat Elang Nusantara Air bernomor seri PK ELR type 510 belum bisa ditemukan, walaupun telah mengerahkan semua kemampuan dan alat pendeteksi bawah laut.
"Kegiatan ini sudah dihentikan. Tentunya tokoh masyarakat dan nelayan yang kemungkinan mendapatkan kepingan pesawat maupun korban, atau pun ditemukan bukti atau laporan baru, bisa melapor ke Basarnas. Basarnas akan merespon secepatnya atas temuan itu dan akan kembali diturunkan ke titik tersebut," kata Marsono.
Marsono mengakui, alat yang digunakan untuk pencarian dan proses evakuasi pesawat jatuh sudah maksimal, namun ada beberapa titik tidak dapat dimonitor karena arus bawah laut sangat deras.
Adapun operasi pencarian pesawat jatuh pada hari ketujuh dimulai pukul 06.00 Wita dari bibir pantai Kema dengan menggunakan KM. Dolphin yang dikapteni David J Magpal dan dipimoin oleh Kepala Operasi SAR� Kapten Agolo dimana tim tersebut dibekali robot penyelaman ROV.
Menurut Marsono, pencarian pertama yang menggunakan ROV berada di titik 01 derajat 24 derajat 833 utara 021 menit 21 detik utara,� selatan 125 derajat 08 derajat 250 selatan, namun tidak membuahkan hasil.
Pencarian dari atas kapal itu kemudian pindah di titik kedua pada pukul 07.00 Wita. Hal yang menarik kata Marsono, tim pencarian bersama ABK dan kapten Kapal sempat berikrar bila menemukan pesawat yang jatuh, akan loncat ke laut menceburkan diri di air laut sebagai tanda syukur.
Kemudian pada pukul 08.00 Wita kata Marsono, masih pada titik kedua dilakukan lagi pencarian dengan menurunkan ROV namun belum juga ada hasil. Pencarian saat itupun dilanjutkan ke tanjung Girian wilayah mercusuar pintu masuk perairan Bitung. Namun demikian hingga sore hari tim belum menemukan pesawat yang jatuh ke laut tersebut.
Meskipun sudah menurunkan ROV sampai kedalaman 100 hingga 200 meter bawah laut, tidak berhasil dan ROV terbawah arus.
"Yang pastinya akan melakukan evaluasi terhadap operasi itu," kata Marsono.
Sementara Keluarga dua korban pilot dan mesinis yang sudah hadir menyaksikan jalannya operasi, mengaku akan tetap menetap di wilayah pesisir untuk menemukan keluarganya.