Tomohon (ANTARA) - Wakil Wali Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), Wenny Lumentut berharap para pemangku kepentingan terus membangun sinergi untuk menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
"Pelaksanaan rakor percepatan penurunan stunting ini sekaligus pelaksanaan praanalisis situasi situasi terhadap indikator-indikator yang mempengaruhi percepatan penurunan stunting," kata Wakil wali Kota Wenny di Tomohon, Jumat.
Wenny yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting Kota Tomohon mengatakan indikator-indikator gizi kronis dan infeksi berulang yang berpengaruh pada pertumbuhan anak yang ditandai dengan panjang dan pendek tinggi badan, perlu mendapatkan perhatian.
Khusus Kota Tomohon, menurut Wawali telah memenuhi standar daerah sehingga kondisi ini diharapkan tetap dipertahankan, selalu bersinergi, berkoordinasi antara semua unsur.
"Arti kata, mulai dari kelurahan hingga seterusnya melaporkan perkembangan perkembangan agar tidak terlambat," ajaknya.
Wawali mengatakan ada delapan poin pembahasan terkait evaluasi aksi pelaksanaan konvergensi Kota Tomohon yaitu analisis situasi, rencana kegiatan/pemetaan program dan anggaran.
Selanjutnya, rembuk stunting, peraturan kepala daerah tentang percepatan penurunan stunting, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting serta review kinerja tahunan.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting Indonesia turun menjadi 21,6 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 24,4 persen, sementara di tahun 2024 nanti, angka stunting ditargetkan sebesar 14 persen.
Sementara itu, di Provinsi Sulut, posisi angka stunting berdasarkan SSGI tahun 2022 mencapai 20,5 persen, sementara Kota Tomohon sebesar 13,7 persen.*