Manado (ANTARA) - Kesadaran semakin kuat tentang moderasi beragama sebagai buah puasa umat Islam pada Ramadhan memperkuat komitmen mereka tentang kebangsaan Indonesia, kata Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara (Sulut) Ulyas Taha.
"Kita perlu menyadari bahwa Indonesia bukanlah negara agama. Indonesia juga bukan negara sekular yang anti pada agama," kata dia saat berkhutbah pada Shalat Idul Fitri 1446 Hijriah di Manado, Senin.
Dia mengatakan hidup di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama menjadi suatu kekayaan Indonesia yang harus dipertahankan.
Kehadiran pemerintah dalam hal ini, katanya, sebagai penting agar semangat kebangsaan, keberagaman, dan keberagamaan itu bisa terus bersemai.
"Kita bisa melihat sendiri bagaimana negara tetap memfasilitasi warganya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya," katanya.
Kehadiran negara itu, di antaranya memfasilitasi proses rukyatulhilal dan sidang isbat dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal.
Ia menjelaskan negara juga hadir dalam proses pelaksanaan ibadah haji dan berbagai kegiatan agama-agama lain di Indonesia.
Hal ini, katanya, menjadi gambaran bagi warga bahwa negara dalam hal ini pemerintah menjalankan fungsi penting bagi kelancaran dan ketenangan umat dalam beribadah.
"Selama Ramadhan kita telah menerapkan toleransi antara sesama golongan umat Islam yang berbeda dalam menjalankan amaliah-amaliah seperti Shalat Tarawih dan lain-lain," katanya.
Ia mengatakan bahwa toleransi menjadi kunci dalam menyikapi perbedaan.
Toleransi, katanya, dapat diartikan sebagai sikap saling menghormati, menghargai, membiarkan pandangan maupun kepercayaan yang berbeda atau bertentangan dengan diri sendiri, sedangkan toleransi dalam beragama mengandung makna sikap saling menghargai antar-pemeluk agama.
Penerapan toleransi ini, katanya, akan meminimalisasi terjadinya konflik antarumat beragama serta mewujudkan persatuan dan kesatuan tanpa memandang perbedaan latar belakang agama.
Disamping itu, katanya, dengan mengembangkan sikap toleransi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila akan menciptakan kerukunan, menjaga stabilitas sosial, serta menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan antar umat beragama.