Manado (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo segera memperbaiki restorasi kabel jaringan fiber optic (FO) Tahuna-Ondong, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Upaya restorasi terus dilakukan dan jalur Tahuna-Ondong telah empat kali dikerjakan namun ada kendala," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sitaro Gandhawari L. Mulalinda di Sitaro, Jumat.
Meskipun begitu, kata dia, untuk rencana restorasi selanjutnya telah dijadwalkan kembali mulai 21 Mei 2022 dan diharapkan selesai pada tanggal 31 Mei 2022.
Ia menjelaskan bahwa percepatan restorasi jaringan FO bawah laut ini karena kondisi jaringan komunikasi internet di wilayah Sitaro sejak akhir September 2021 sampai dengan saat ini mengalami gangguan yang mengakibatkan terganggunya jaringan komunikasi internet di wilayah tersebut.Gandhawari mengatakan bahwa pihak BAKTI Kominfo di Jakarta sebelumnya telah mengupayakan terbangunnya jaringan FO bawah laut menghubungkan wilayah Sitaro melalui dua kaki atau jalur untuk memenuhi kebutuhan backup jika ada yang terganggu.
Namun, kata dia, dalam perkembangannya kedua jalur jaringan kabel FO ini mengalami gangguan. Jalur Manado-Ondong yang terbangun lebih dahulu terganggu oleh kondisi alam, ditambah lagi di sepanjang jalur bentangan jaringan kabel FO bawah laut terdapat beberapa titik aktivitas geotermal (panas bumi) yang berpotensi melelehkan kabel FO.
Oleh karena itu, dipertimbangkan untuk perlu di relokasi jalur Manado-Ondong ini pada jalur baru sehingga ini butuh waktu untuk perencanaan pembangunan pada jalur baru tersebut.
Pada tahap berikut kemudian dibangun jaringan Kabel FO bawah laut jalur Tahuna-Ondong. Namun, menurut dia, tidak lama setelah terbangun kembali terganggu oleh kondisi alam adanya kejadian gempa, berpusat di sekitar bagian selatan Filipina di akhir September 2021.
Gempa tersebut menimbulkan patahan dasar laut yang dilewati jaringan Kabel FO bawah laut sehingga putus pada KM 43 selatan Tahuna.
Pihak BAKTI juga menjelaskan bahwa kondisi kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pekerjaan restorasi sebelumnya terjadi di luar kendali pelaksana pekerjaan.
"Karena kondisi alam di perairan Laut Sitaro dan sekitarnya memiliki karakteristik yang sangat besar tantangannya," ucapnya.
Menurut mereka karakteristik dan tantangannya seperti kedalaman laut yang mencapai ribuan meter, gelombang dan arus sehingga menyebabkan peralatan seperti kabel sling pengait (grapnel) putus.
Selain itu, aktivitas penangkapan ikan dengan peralatan ponton pada lintasan jalur jaringan kabel FO yang berisiko bersinggungan dengan kabel FO mengakibatkan putusnya kabel FO saat pelaksanaan pekerjaan perbaikan. Oleh karena itu, kata dia, perlu pengadaan kembali material kabel grapnel dan kabel FO.
Diharapkan pula dengan penyediaan kembali material kabel FO dan grapnel, proses restorasi dapat segera terlaksana dan didoakan bersama berlangsung lancar, termasuk pembangunan jalur baru jaringan kabel FO bawah laut Manado-Ondong dapat segera terlaksana.