Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo menyampaikan semakin pentingnya bauran kebijakan yang komprehensif dan koordinasi baik di tingkat nasional maupun internasional dalam pertemuan musim semi International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) pada 18-23 April 2022.
"Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal di tingkat nasional perlu dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga tingkat inflasi di tengah kenaikan harga energi dan komoditas," kata Perry dalam keterangan resmi, Jumat.Oleh karena itu, pengembangan Integrated Policy Framework (IPF) sangat diperlukan sebagai dasar analisis dalam merumuskan formulasi bauran kebijakan.
Dalam hal ini, IMF perlu membantu anggotanya untuk merumuskan exit strategy yang well-calibrated, well-planned, and well-communicated atas kebijakan moneter yang non-tradisional, serta menyusun strategi untuk mengurangi scaring effect dari normalisasi kebijakan.Perry Wajiyo juga mengapresiasi IMF atas pembentukan fasilitas Resilience and Sustainability Trust (RST) untuk membantu negara yang membutuhkan dalam mengatasi tantangan struktural jangka panjang.
Baca juga: IMF: Inflasi negara berkembang naik mencapai 8,7 persen pada tahun ini
Sejalan dengan itu, IMF merekomendasikan negara anggota untuk mengarahkan respon kebijakan guna mengatasi tekanan inflasi yang semakin meningkat dan dampak konflik geopolitik yang semakin memanas yang berpotensi mempengaruhi proses pemulihan ekonomi.
Selain itu, negara anggota juga diharapkan untuk terus memperkuat kerja sama multilateral, yang antara lain mencakup kelanjutan upaya penyelesaian pandemi, upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, mendorong produktivitas melalui digitalisasi, serta komitmen untuk penyediaan kecukupan bantuan likuiditas internasional bagi negara yang membutuhkan.Baca juga: IMF: Mekanisme baru diperlukan untuk atasi tekanan utang negara miskin