Jakarta (ANTARA) - Emiten farmasi sekaligus anak usaha PT Kimia Farma (Persero Tbk), PT Phapros, terus berupaya menjaga ketersediaan produk meski tren penyebaran COVID-19 saat ini mulai mengalami penurunan.
Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko mengatakan, pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir telah mengubah tatanan dan gaya hidup masyarakat.
"Masyarakat kini lebih sadar untuk menjaga kesehatan, sehingga permintaan produk kesehatan yang bersifat preventif seperti suplemen makanan dan multivitamin meningkat," ujar Hadi dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Peningkatan permintaan produk untuk mencegah penularan COVID-19 tersebut, lanjut Hadi, juga masih dialami oleh emiten berkode saham PEHA tersebut.
"Belajar dari pengalaman selama pandemi COVID-19, kami terus melakukan continuous improvement di berbagai sistem yang mendukung proses bisnis kami, seperti supply chain, manufaktur, pemasaran dan supporting untuk menjaga ketersediaan produk terutama jika ada lonjakan kasus," kata Hadi.
Hadi menambahkan, perseroan juga bersinergi dengan anak usaha Phapros, PT Lucas Djaja Group untuk memenuhi permintaan masyarakat dan menjaga ketersediaan produk di pasaran.
Sebelumnya, sejak awal pandemi COVID-19 melanda, Phapros telah menerapkan strategi kebijakan yang adaptif, dan inovatif agar tetap bisa tumbuh di tengah situasi sulit seperti ini.
Kebijakan tersebut meliputi pergeseran portofolio produk dari yang semula mengandalkan sektor perjalanan melalui salah satu produk andalannya, Antimo, menjadi lebih fokus ke produk multivitamin dan produk lain yang terkait pencegahan dan pengobatan COVID-19.
Perseroan juga melakukan optimalisasi semua channel yang bisa digunakan untuk peningkatan kinerja dan memperkuat riset dan inovasi untuk menjawab kebutuhan nasional akan produk terkait COVID-19 baik promotif, preventif, dan kuratif.
Strategi itu dibuktikan dengan peluncuran beberapa produk baru terkait COVID-19 pada 2020 dan 2021, seperti Vitamin C Injeksi (Ascorin Injeksi), Vitamin C Effervescent (Merzavit C) melalui anak usahanya, PT Lucas Djaja Group, Vitamin C 500 mg non-acid yang aman bagi penderita gangguan asam lambung, serta Pehavit D3 1000 IU.
"Sejumlah produk baru telah kami luncurkan di 2020 dan 2021 khususnya yang terkait COVID-19. Di tahun 2022 pun, masih ada sekitar 10 produk baru yang akan kami luncurkan, baik yang terkait COVID-19 ataupun tidak. Bagi kami, penguatan inovasi produk baru adalah kunci untuk terus bertahan dan tumbuh," ujar Hadi.
Berita Terkait
Anak usaha Indofarma terjerat pinjaman online Rp1,26 miliar
Rabu, 19 Juni 2024 18:56 Wib
RS Liunkendage Tahuna buka Depo Farmasi bagi pasien rawat inap
Jumat, 1 April 2022 22:24 Wib
Pemerintah diminta membenahi pengelolaan limbah produk farmasi
Selasa, 5 Oktober 2021 8:18 Wib
DPR dorong BUMN Farmasi bersinergi terkait diplomasi penyediaan vaksinasi
Senin, 13 September 2021 10:22 Wib
Sinergi Pertamina-Kimia Farma guna tekan impor bahan baku farmasi
Sabtu, 25 Juli 2020 20:45 Wib
Mafia alkes ada seiring meningkatnya permintaan barang
Selasa, 21 April 2020 21:31 Wib
Kalbe Farma tingkatkan stok obat hingga 11 bulan
Rabu, 11 Maret 2020 18:42 Wib
Mahasiswa UMM temukan gel anti penuaan dini dari semangka
Senin, 3 Juni 2019 15:48 Wib