Manado (ANTARA) - Federasi Tenis Internasional (ITF) akan mengumumkan kota-kota tuan rumah final Piala Davis tahun depan sebelum acara tahun ini, yang akan dimulai Kamis, berakhir.
Turnamen yang diikuti oleh 18 negara tersebut tahun ini diadakan di tiga kota, yaitu Madrid, Turin dan Innsbruck.
Kompetisi beregu putra, yang dimulai pada 1900, itu telah mengalami berbagai perubahan format, yang paling baru terjadi pada 2019 ketika format "kandang dan tandang" yang lama sebagian besar dibatalkan dan digantikan oleh final bergaya Piala Dunia yang diadakan di Madrid.
Sementara, Piala Davis 2020 tidak digelar karena pandemi.
Laporan yang diterbikan oleh Daily Telegraph, Kamis, dikutip dari Reuters, menyebutkan bahwa ITF bersama dengan Kosmos telah memilih untuk membawa kompetisi tersebut ke Uni Emirat Arab selama lima tahun.
ITF mengeluarkan tanggapan atas spekulasi tersebut, Kamis.
"Spekulasi tentang tuan rumah Final Piala Davis di Timur Tengah bukanlah hal baru," kata juru bicara ITF.
"Dewan ITF sedang meninjau kota-kota tuan rumah untuk 2022 bersama dengan Kosmos dan berharap untuk membuat keputusan pada akhir Final."
Perpindahan dari format lama pertandingan kandang dan tandang yang dimainkan selama satu tahun, yang berpuncak pada final yang ditampilkan di tempat salah satu tim yang bertanding, menuai kritik dari dunia tenis.
Sementara final perdana Madrid pada 2019, yang dimenangi oleh Spanyol, dianggap sukses dengan beberapa penampilan berkualitas tinggi, formatnya dianggap bermasalah dengan waktu yang molor dan kurangnya waktu pemulihan bagi para pemain di akhir musim yang panjang.
Penonton di beberapa pertandingan yang dimainkan di tiga lapangan di Caja Magica juga sedikit -- jauh dari kata ramai yang menjadi ciri khas pertandingan Piala Davis.
Kesepakatan tiga miliar dolar
Kosmos, perusahaan investasi Spanyol yang didirikan oleh pemain sepak bola Gerard Pique, menyetujui kesepakatan senilai tiga miliar dolar AS atau sekitar Rp42,8 triliun selama 25 tahun dengan ITF pada 2018 mengubah kompetisi tersebut.
Menurut kapten tim Jerman, Michael Kohlamnn, waktu untuk format saat ini perlu diperpanjang.
"Dua tahun lalu di Madrid acara tersebut adalah sesuatu yang istimewa tetapi penontonnya tidak ada," kata Kohlamnn di Innsbruck, di mana timnya berada dalam satu grup dengan Austria dan Serbia.
"Saya pikir format ini harus diberi kesempatan, tetapi saya tidak berpikir bahwa para penggemar akan berkeliling dunia setiap tahun. Ini tidak seperti sepak bola."
Kapten tim Inggris Leon Smith mengatakan para pemain dan kapten harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
"Semua orang ingin Piala Davis memiliki bagian penting ke depan. Berbicara dengan siapa pun: atmosfer, lingkungan sangat penting. Saya tahu bahwa segala sesuatunya harus berubah. Kosmos akan mencoba menemukan yang terbaik, tetapi harus ada keterbukaan dialog tentang masa depan kompetisi."
Kapten Austria Stefan Koubeck mengatakan Piala Davis tidak akan pernah sama lagi.
"Ini tidak seperti dulu ketika saya masih bermain. Pertandingan kandang sangat dirindukan dan Anda tidak dapat mengimbanginya," kata Koubeck di Innsbruck, di mana pertandingan akan digelar tanpa penggemar karena penguncian atau lockdown COVID-19.
Final tahun ini berakhir pada 5 Desember di Madrid.
Berita Terkait
Tim Piala Davis Junior Indonesia bertolak menuju India untuk kualifikasi
Selasa, 12 April 2022 8:50 Wib
Kalahkan Venezuela di Playoff Piala Davis jadi awal kesuksesan tim tenis Indonesia
Sabtu, 5 Maret 2022 18:19 Wib
Menpora harapkan Piala Davis jadi pemicu semangat atlet muda Indonesia
Jumat, 4 Maret 2022 23:14 Wib
Christopher Rungkat menang, tim Davis Indonesia unggul 2-0 atas Venezuela
Jumat, 4 Maret 2022 19:55 Wib
Piala Davis - Kroasia singkirkan Serbia untuk melaju ke final
Sabtu, 4 Desember 2021 11:05 Wib
Kroasia ke semifinal Piala Davis bungkam Italia
Selasa, 30 November 2021 8:38 Wib
Djokovic bertekad untuk balaskan kekalahan Serbia di Piala Davis 2019
Kamis, 25 November 2021 12:15 Wib
NBA: Mavs kalahkan Lakers meski Anthony Davis sudah kembali
Jumat, 23 April 2021 17:13 Wib