Gubernur Sulut: Konferensi terumbu karang momentum perkuat kolaborasi
Manado (ANTARA) -
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan 'International Conference on Sustainable Coral Reef' yang dilaksanakan di Manado, momentum strategis untuk menyatukan langkah berbagi pengetahuan dan memperkuat kolaborasi lintas negara demi pelestarian terumbu karang secara berkelanjutan.
"Sulawesi Utara dengan segala kekayaan alamnya, termasuk terumbu karang yang menjadi bagian penting dari Segitiga Terumbu Karang Dunia," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Tinneke Adam saat membacakan sambutan Gubernur Olly pada konferensi tersebut di Manado, Sabtu.
Gubernur mengatakan, keberadaan terumbu karang tidak hanya menjadi anugerah bagi biodiversitas laut, tetapi juga merupakan sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat pesisir.
Namun, ancaman perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi berlebihan terus mengintai kelestarian ekosistem ini.
Menurut Gubernur, sebagai bagian dari pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia, Indonesia, khususnya Sulawesi Utara, memiliki tanggung jawab besar.
"Dengan kekayaan terumbu karang yang mencakup 40.000 kilometer persegi, kita harus menjadi teladan dalam melindungi ekosistem laut melalui pendekatan berbasis sains dan pemberdayaan masyarakat lokal," ujarnya.
Konferensi ini menghadirkan 13 topik penting yang mencakup inovasi sains, pemberdayaan masyarakat, adaptasi perubahan iklim, hingga strategi pembiayaan berkelanjutan.
"Saya percaya, diskusi-diskusi selama konferensi ini akan menghasilkan solusi nyata untuk mengatasi tantangan global yang kita hadapi bersama," katanya.
Gubernur, kata Tinneke, mengapresiasi kehadiran para ahli, peneliti, dan pembuat kebijakan yang telah memberikan kontribusi signifikan.
"Kerja keras saudara-saudara adalah fondasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana terumbu karang tetap menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang," kata Gubernur menambahkan.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan 'International Conference on Sustainable Coral Reef' yang dilaksanakan di Manado, momentum strategis untuk menyatukan langkah berbagi pengetahuan dan memperkuat kolaborasi lintas negara demi pelestarian terumbu karang secara berkelanjutan.
"Sulawesi Utara dengan segala kekayaan alamnya, termasuk terumbu karang yang menjadi bagian penting dari Segitiga Terumbu Karang Dunia," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Tinneke Adam saat membacakan sambutan Gubernur Olly pada konferensi tersebut di Manado, Sabtu.
Gubernur mengatakan, keberadaan terumbu karang tidak hanya menjadi anugerah bagi biodiversitas laut, tetapi juga merupakan sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat pesisir.
Namun, ancaman perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi berlebihan terus mengintai kelestarian ekosistem ini.
Menurut Gubernur, sebagai bagian dari pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia, Indonesia, khususnya Sulawesi Utara, memiliki tanggung jawab besar.
"Dengan kekayaan terumbu karang yang mencakup 40.000 kilometer persegi, kita harus menjadi teladan dalam melindungi ekosistem laut melalui pendekatan berbasis sains dan pemberdayaan masyarakat lokal," ujarnya.
Konferensi ini menghadirkan 13 topik penting yang mencakup inovasi sains, pemberdayaan masyarakat, adaptasi perubahan iklim, hingga strategi pembiayaan berkelanjutan.
"Saya percaya, diskusi-diskusi selama konferensi ini akan menghasilkan solusi nyata untuk mengatasi tantangan global yang kita hadapi bersama," katanya.
Gubernur, kata Tinneke, mengapresiasi kehadiran para ahli, peneliti, dan pembuat kebijakan yang telah memberikan kontribusi signifikan.
"Kerja keras saudara-saudara adalah fondasi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana terumbu karang tetap menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang," kata Gubernur menambahkan.