Minahasa (ANTARA) - Syuting film Gangsta in love sementara berlangsung. Semangat mulai dari produser, sutradara, para pemain hingga tim pendukung, sangat nampak seperti saat syuting di Desa Rumengkor Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa 17-19 Maret 2020.
Lebih dari 60 kru film, bahu membahu bersama para pemain film tersebut guna menghasilkan karya terindah, dari film yang disutradarai Steve Wantania. Bagi sutradara yang hidup di Negeri Paman Sam sekitar 10 tahun, menyutradarai film ini memunculkan tantangan tersendiri. "Saya lama membuat video klip, tetapi untuk film layar lebar masih sedikit,"kata suami penyanyi Pingkan Mambo tersebut.
Steve mengatakan Gangsta In Love nantinya, akan menampilkan potensi wisata Sulut yang begitu mengagumkan, namun racikan alur cerita film ini sendiri, merupakan pengalaman bisa saja terjadi dan dialami masyarakat di seluruh Indonesia. "Lokasi syuting hampir seluruhnya spot wisata di Sulut, namun garapan skrip-nya yang dimunculkan adalah NKRI," kata Steve.
Kesatuan sebagai satu bangsa dalam bingkai NKRI melalui film ini, terlihat dari bahasa yang digunakan para pemain yakni bahasa Indonesia. "Memang ada pemain lokal dari Sulut, tetapi sebagian juga artis/aktor nasional, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa kebanggaan kita, bahasa Indonesia,"kata Steve.
Kita harus bangga sebagai satu bangsa besar, salah satunya bangga bahwa kita memiliki satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. "Karena itu, bahasa Indonesia menjadi hal wajib dalam film ini, juga sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat nantinya,"kata Sutradara bermarga Manado tersebut.
John Piet Sondakh atau yang akrab dikenal masyarakat dengan panggilan "Papa ni alo" mengatakan dalam film ini akan berperan sebagai ayah sekaligus pendeta dari salah
satu pemeran utama. "Tantangan tersendiri buat saya, karena harus jadi pendeta,"kata John.
Kendati harus kerja keras menyesuaikan dengan alur ceritanya, namun Piet merasa bangga, karena dalam film ini banyak aktor Sulut yang diberi peran. "Banyak yang dipilih mengambil peran dalam film layar lebar ini," kata Piet.
Pameran utama film Gansta In Love, Randy Pangalila mengatakan bersemangat karena ada hal menarik yang justru menjadi tantangan anak muda bangsa, saat ini. "Cerita film ini menjadi pembelajaran bagi kaum muda bangsa ini, terutama bagi mereka yang terjerumus pada hal-hal yang negatif misalkan geng, narkoba dan lainnya," kata Randy.
Yah pertobatan, kata Randy, menjadi kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilaksanakan. Begitu juga alur cerita film ini, kata Rendy, dalam mencapai pertobatan yang sesungguhnya tidak mudah. Tetapi disinilah justru yang menarik untuk disaksikan.
Gangsta In Love dengan pemeran utama selain Randy Pangalila, Maudy Effrosina, Joanna Alexandra dan lainnya, bila selesai diproduksi akan menjadi film sangat menarik, karena film ini bukan hanya mengandung cerita drama romantis, tetapi juga dibarengi sejumlah tampilan action dan nantinya mata penonton akan terasa disegarkan melihat alam Sulut yang begitu indah dan enak dipandang mata, karena puluhan lokasi wisata andalan Sulut akan jadi lokasi syuting.

