Sulut, Tahuna (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara, Jopy Thungari menyebutkan sudah 30 desa dan kelurahan yang mendeklarasikan stop buang air besar sembarangan (BABS).
"Sampai saat ini sudah 30 desa dan kelurahan di Sangihe yang mendeklarasikan program Stop BABS," kata Jopy Thungari di Tahuna, Selasa.
Desa dan kelurahan yang sudah mendeklarasikan stop BABS secara keseluruhan sudah memiliki jamban.
"Kami bersyukur sudah ada 30 kampung dan kelurahan yang penduduknya secara keseluruhan memiliki jamban keluarga," kata dia.
Menurut dia, petugas dinas kesehatan bersama Puskesmas terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang air besar di sembarangan tempat.
"Sosialisasi terus diberikan kepada masyarakat oleh petugas dinas kesehatan termasuk oleh petugas puskesmas," kata dia.
Akibat membuang air besar di sembarangan tempat maka akan timbul berbagai penyakit termasuk diare.
"Marilah kita terus berusaha untuk hidup bersih termasuk menyiapkan jamban keluarga agar terhindar dari berbagai penyakit," kata dia.
Dia juga menghimbau kepada kepala desa atau kapitalaung serta Lurah agar terus mendorong masyarakat untuk membuat jamban keluarga.
"Kami terus menghimbau masyarakat termasuk pemerintah setempat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya jamban bagi keluarga masing-masing," kata dia.
Dukungan pemerintah setempat kata dia, sangat penting guna suksesnya program stop BABS.
"Kami percaya masyarakat di kabupaten Sangihe akan mendukung program stop BABS dengan membangun jamban di setiap rumah," kata dia.