Kemenpora dan tiga cabor tandatangani MoU pelatnas Olimpiade
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama perwakilan pengurus dari tiga induk cabang olahraga terkait bantuan pemerintah untuk pelatnas Olimpiade 2020 Tokyo.
Pada pertemuan yang dilakukan di Kantor Kemenpora, Selasa, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyaksikan proses penandatanganan MoU dengan tiga induk cabang olahraga, yaitu PP PBSI (bulu tangkis), PP PABSSI (angkat besi), dan PP PBVSI (bola voli).
Penandatanganan itu dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komiten (PPK) PPON Kemenpora Yayan Rubaini dengan perwakilan masing-masing induk cabang olahraga.
Zainudin mengatakan MoU baru dilakukan dengan tiga cabang olahraga itu, karena hanya ketiga cabang olahraga tersebut yang telah lolos review proses administrasi Kemenpora, baik untuk laporan pertanggungjawaban (LPJ) anggaran 2019 maupun proposal program 2020.
"Saya berterima kasih kepada tiga cabang olahraga ini karena sudah tertib dalam melaporkan pertanggungjawaban dan proposalnya, sehingga mereka terpilih lebih awal. Selamat kepada tiga cabor ini. Cabor lain akan segera menyusul," ujar Zainudin.
Sementara untuk cabang olahraga lainnya yang masih harus merevisi atau belum mengajukan proposalnya, Zainudin meminta agar segera dilaporkan kepada Kemenpora demi kepentingan pelatnas.
"Kemenpora hanya memverifikasi berkali-kali dan yang lolos tahap pertama adalah tiga cabang olahraga ini. Ini soal kepatuhan, bukan kami menahan (dana), tapi ingin tertib administrasi,"
Pada penandatanganan tersebut, PP PBSI mendapat jatah anggaran Rp18,6 miliar dari Rp32,2 miliar yang diajukan. PBSI menargetkan dapat mengirim 12 atlet ke Olimpiade 2020.
Sementara PB PABBSI mendapat anggaran sebesar Rp10 miliar dari total Rp11 miliar yang diajukan ke Kemenpora. Federasi tersebut berencana mengirimkan tiga lifternya ke Olimpiade 2020 Tokyo.
Sedangkan PB PBVSI menerima Rp3,2 miliar dari total usulan Rp3,3 miliar. Satu tim voli putra ditargetkan bisa lolos kualifikasi Olimpiade 2020.
"Kalau ada yang kurang, maka akan jadi temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Nanti yang menanggung kan Kemenpora," kata Zainudin menegaskan.
Adapun mekanisme pencairan dana setelah MoU akan ditransfer langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui KPPN ke rekening masing-masing cabang olahraga.
Pencairan akan dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dana yang cair sebesar 70 persen dari total anggaran. Selanjutnya tahap kedua sebesar 30 persen dicairkan setelah minimal 80 persen dari dana tahap pertama telah dipakai dan dilengkapi dengan LPJ yang dilaporkan ke Kemenpora.
Pada pertemuan yang dilakukan di Kantor Kemenpora, Selasa, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyaksikan proses penandatanganan MoU dengan tiga induk cabang olahraga, yaitu PP PBSI (bulu tangkis), PP PABSSI (angkat besi), dan PP PBVSI (bola voli).
Penandatanganan itu dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komiten (PPK) PPON Kemenpora Yayan Rubaini dengan perwakilan masing-masing induk cabang olahraga.
Zainudin mengatakan MoU baru dilakukan dengan tiga cabang olahraga itu, karena hanya ketiga cabang olahraga tersebut yang telah lolos review proses administrasi Kemenpora, baik untuk laporan pertanggungjawaban (LPJ) anggaran 2019 maupun proposal program 2020.
"Saya berterima kasih kepada tiga cabang olahraga ini karena sudah tertib dalam melaporkan pertanggungjawaban dan proposalnya, sehingga mereka terpilih lebih awal. Selamat kepada tiga cabor ini. Cabor lain akan segera menyusul," ujar Zainudin.
Sementara untuk cabang olahraga lainnya yang masih harus merevisi atau belum mengajukan proposalnya, Zainudin meminta agar segera dilaporkan kepada Kemenpora demi kepentingan pelatnas.
"Kemenpora hanya memverifikasi berkali-kali dan yang lolos tahap pertama adalah tiga cabang olahraga ini. Ini soal kepatuhan, bukan kami menahan (dana), tapi ingin tertib administrasi,"
Pada penandatanganan tersebut, PP PBSI mendapat jatah anggaran Rp18,6 miliar dari Rp32,2 miliar yang diajukan. PBSI menargetkan dapat mengirim 12 atlet ke Olimpiade 2020.
Sementara PB PABBSI mendapat anggaran sebesar Rp10 miliar dari total Rp11 miliar yang diajukan ke Kemenpora. Federasi tersebut berencana mengirimkan tiga lifternya ke Olimpiade 2020 Tokyo.
Sedangkan PB PBVSI menerima Rp3,2 miliar dari total usulan Rp3,3 miliar. Satu tim voli putra ditargetkan bisa lolos kualifikasi Olimpiade 2020.
"Kalau ada yang kurang, maka akan jadi temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Nanti yang menanggung kan Kemenpora," kata Zainudin menegaskan.
Adapun mekanisme pencairan dana setelah MoU akan ditransfer langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui KPPN ke rekening masing-masing cabang olahraga.
Pencairan akan dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dana yang cair sebesar 70 persen dari total anggaran. Selanjutnya tahap kedua sebesar 30 persen dicairkan setelah minimal 80 persen dari dana tahap pertama telah dipakai dan dilengkapi dengan LPJ yang dilaporkan ke Kemenpora.