Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) terus meningkatkan pemahaman tentang moderasi beragama pada perempuan dan pemuda lintas agama di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
"Moderasi beragama menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai dan toleran bagi bangsa Indonesia yang maju," kata Penjabat Bupati Minahasa Noudy RP Tendean saat membuka kegiatan sosialisasi bersama FKUB dan Kemenag di Tondano, Kamis.
Dia mengatakan moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia yang damai, toleran dan menghargai keragaman. Moderasi beragama adalah cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada.
Dengan penguatan moderasi beragama diharapkan umat beragama dapat memosisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius, sehingga terjadi harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial.
Dia menjelaskan pemuda adalah individu yang sedang berkembang secara fisik serta psikis dan mengalami perkembangan emosional. Pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang.
Pemuda, katanya, merupakan calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Pemuda merupakan generasi yang penuh dengan semangat, generasi penerus dan generasi yang sangat identik dengan perubahan.
Sementara perempuan, kata Noudy, memiliki empati yang tinggi dengan sesama, mampu menyelami dan memahami emosi orang lain. Keistimewaan ini tak hanya mempererat hubungan antarpribadi, namun juga memperkaya kemampuan kepemimpinan perempuan dengan kelembutan dan perhatian yang tulus.
Kaum pemuda dan perempuan menjadi kaum yang dianggap bisa menjadi agen perubahan dalam segala hal serta mampu menerima berbagai perubahan yang ada dalam satu lingkungan tapi juga perubahan informasi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Minahasa Dolie Tangian memberikan materi tentang Moderasi Beragama kepada Perempuan dan Kaum Muda.
Kepada kaum Perempuan dan Pemuda yang merupakan utusan lintas agama ia mengingatkan agar memiliki sikap moderat sehingga terwujud Indonesia yang damai dan menumbuhkan kerukunan cinta kasih dan kepedulian. Hal yang sama juga harus diterapkan oleh kaum muda di Indonesia secara khusus di Kabupaten Minahasa.