Jakarta (ANTARA) - Dua proyek investasi andalan Indonesia Investment Authority (INA) diperkirakan mampu berkontribusi kepada produk domestik bruto (PDB) hingga mencapai Rp482 triliun.
“Adanya INA itu menjadi katalisator yang membuka ruang bagi banyak investor untuk masuk investasi ke Indonesia. Dan implikasi dari katalisator itu adalah kita bisa melihat bahwa makin banyak dampak langsung dan tidak langsung dari kegiatan ekonomi,” kata Wakil Direktur Riset LPEM FEB UI Jahen F. Rezki di Jakarta, Senin.
Berdasarkan hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), rincian kontribusi itu berasal dari proyek Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB) senilai Rp400 triliun selama masa konstruksi dan konsesi (2015-2067).
Kemudian kontribusi dari Pelabuhan Internasional Belawan New Container Terminal (BNCT) sebesar Rp82 triliun selama masa konstruksi dan konsesi (2016-2072).
Dia menambahkan, proyek BTB di Sumatera diperkirakan dapat mendukung sekitar 20 ribu lapangan kerja tiap tahun selama masa konsesi. Proyek ini juga menunjukkan rasio manfaat-biaya ekonomi (economic benefit-cost ratio/EBCR) sebesar 2,59, yang artinya untuk setiap Rp1 yang diinvestasikan, nilai ekonomi yang diciptakan mencapai Rp2,59.
“Jadi, manfaat yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan,” tambah Jehan.
Di samping dampak makroekonomi, LPEM FEB UI juga menyoroti dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih luas. Misalnya, kehadiran jalan tol yang bisa memangkas waktu logistik berpotensi menghasilkan penghematan biaya total lebih dari Rp170 triliun.
Dari aspek sosial, BTB bisa mendorong peningkatan pendapatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan rata-rata sebesar 12 persen dan perluasan pasar hingga 46 persen.
Sedangkan dari aspek lingkungan, proyek ini diperkirakan dapat mengurangi emisi CO2 sekitar 1,6 juta ton dan meningkatkan tata kelola keselamatan jalan melalui penerapan sistem pemantauan keamanan berbasis teknologi.
Adapun untuk BNCT, proyek ini diperkirakan mampu menciptakan 4.400 lapangan kerja setiap tahun dan kontribusi pendapatan fiskal sebesar Rp15 triliun.
Proyek BNCT menunjukkan EBCR sebesar 1,9, yang mengindikasikan tiap investasi Rp1 dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp1,9.
Selama masa konsesi, LPEM FEB UI memperkirakan terdapat penghematan biaya hingga Rp60 triliun dari proyek ini, terdiri atas Rp20 triliun dari efisiensi waktu melalui penerapan layanan direct call dan Rp40 triliun dari penurunan biaya penanganan terminal.
Di luar kinerja ekonomi, revitalisasi BNCT turut mendorong pendapatan UMKM dan perusahaan sekitar 50 persen, peningkatan akses terhadap komoditas sebesar 25 persen, dan perluasan pasar sebesar 30 persen.
Kontribusi terhadap penurunan emisi CO2 diperkirakan mencapai 3,4 juta ton melalui rute pelayaran yang lebih singkat dan peningkatan efisiensi operasional.
“Temuan dalam laporan ini menegaskan bahwa melalui analisis berbasis data, investasi pada sektor-sektor strategis seperti infrastruktur berperan krusial dalam memperkuat perekonomian nasional,” tuturnya.

