Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) mengingatkan warga agar tidak bosan-bosan mengecek keaslian uang rupiah melalui metode dilihat, diraba, diterawang (3D) agar terhindar dari uang palsu.
"Kami mengimbau warga berhati-hati dan mengecek keaslian uang rupiah ketika bertransaksi, menyusul kasus produksi uang palsu (Upal) di UIN Makassar, yang menghebohkan masyarakat," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Sulut Reynold Asri, di Manado, Selasa.
Dia mengatakan masyarakat diimbau untuk tidak perlu khawatir dalam bertransaksi menggunakan uang Rupiah, namun tetap wajib berhati-hati dengan mengecek keaslian uang melalui metode 3D.
Selain itu, masyarakat juga dapat menggunakan alat bantu berupa lampu ultraviolet (UV) untuk mengidentifikasi ciri keaslian uang Rupiah kertas yang memudar dalam beberapa warna.
Reynold menjelaskan, kualitas uang palsu yang diproduksi selama ini masih relatif sangat rendah dan dapat diidentifikasi dengan mudah oleh masyarakat melalui metode 3D.
Sehingga, katanya, BI memandang bahwa kasus pemalsuan uang secara umum memanfaatkan kelengahan masyarakat untuk melakukan kejahatan, dibandingkan dengan menggunakan teknologi canggih untuk produksi uang palsu.
“Oleh karena itu, BI terus melakukan edukasi kepada masyarakat melalui kampanye CBP (cinta, bangga, paham) Rupiah, supaya masyarakat mengenali ciri keaslian uang Rupiah melalui metode 3D dan senantiasa merawat uang untuk menjaga diri dari kejahatan Upal,” ujar Reynold.
Dia meminta kepada masyarakat jika menemukan atau mencurigai uang palsu, agar membawa uang yang diduga palsu tersebut ke BI untuk dianalisa oleh pihak bank.
“Uang itu akan kita analisa dalam waktu 14 hari kerja. Kalau misalnya terbukti palsu maka akan kita teruskan ke kepolisian untuk diproses,” katanya.