Manado (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Manado bersama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) bekerjasama mewujudkan rumah moderasi beragama sebagai wadah kerukunan di ibu kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Manado Rogaya Udin mengatakan pentingnya kerukunan sebagai salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan bermasyarakat.
"Kerukunan bukan hanya sekadar nilai tambah, tetapi harus menjadi kebutuhan utama. Kita harus selalu memperhatikan, menjaga, dan melestarikan kerukunan ini agar tidak lengah," kata Rogaya saat membuka kegiatan Lokalatih Negosiasi Komunitas untuk Kerukunan Umat Beragama di Kota Manado yang diselenggarakan oleh PUSAD Paramadina dan Rumah Moderasi Beragama IAIN Manado, Kamis.
Dia mengatakan pelatihan seperti ini sangat penting untuk membentuk komunitas yang kuat dalam menjaga harmoni, serta memberikan kesempatan kepada penyuluh-penyuluh agama untuk lebih memahami peran mereka dalam menciptakan kerukunan.
Keberlanjutan program seperti ini sangat penting terutama dalam upaya memberikan pelatihan kepada para penyuluh agama di Kota Manado.
"Saya berharap para penyuluh agama mendapatkan pelatihan yang memadai dan dapat mengembangkan pengetahuan ini untuk diaplikasikan di masyarakat," ungkapnya.
Menurutnya, penyuluh agama memiliki peran kunci sebagai agen perdamaian dan penjaga kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.
Rektor IAIN Manado Prof Ahmad Rajafi mengatakan dia berharap agar Rumah Moderasi Beragama menjadi wadah untuk membina kerukunan.
"IAIN Manado sebagai rumah moderasi diharapkan dapat menjadi tempat untuk menyampaikan pesan-pesan kerukunan serta menjadi media untuk mempermudah diskusi dan dialog antarumat beragama," katanya.
Ia menegaskan pentingnya lembaga pendidikan sebagai pusat yang mendukung terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis dan toleran.
Direktur PUSAD Paramadina Ihsan Ali Fauzi, juga menyampaikan bahwa tujuan utama dari lokalatih ini adalah untuk mensosialisasikan metode mediasi dan negosiasi kepada masyarakat, khususnya di Kota Manado.
"Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat jaringan tokoh dan kader lintas agama yang siap bekerja sama dalam mewujudkan kerukunan," jelas Ihsan.
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun komunitas yang lebih responsif dan proaktif dalam menghadapi isu-isu yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama.
Kegiatan Lokalatih ini, mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena melibatkan para tokoh lintas agama dan kader masyarakat yang aktif dalam berbagai komunitas.
Para peserta diberikan berbagai materi dan simulasi terkait metode negosiasi dan mediasi untuk menyelesaikan potensi konflik secara damai.
Dengan adanya lokalatih ini, diharapkan semakin banyak tokoh masyarakat yang memiliki keterampilan dalam menjaga stabilitas sosial dan meminimalisasi potensi konflik di Kota Manado.