Manado, (Antarasulut) - "Kami ini ibaratnya dianaktirikan, tidak diperhatikan, padahal wilayah berada di paling depan kota Manado, saat orang turun dari pesawat datang ke Sulawesi Utara, kelurahan kami yang dipijak, tapi tidak tersentuh,".
Perkataan itu keluar dari mulut, seorang warga yang mengikuti reses Stenly Tamo, yang digelar di Kelurahan Lapangan, Jumat malam, yang dihadiri warga setempat.
Masyarakat yang ikut reses itu menuntut agar mereka dibangunkan kantor lurah, karena sebagai "show window" Kota Manado, Kelurahan kantor lurah Lapangan sangat jelek, dan bukan kepunyaan sendiri, jadi minta dibuatkan kantor lurah.
Lurah Lapangan, Trisye Ami, mengatakan memang sampai sekarang kantor kelurahan mereka masih belum permanen sehingga membutuhkan senturan agar bisa segera diperbaiki.
Selain itu, kata Tamo yang paling mengganjal di hati dan pikiran warga Lapangan, adalah perluasan bandara Manado, yang dikhawatirkan akan kena kepada mereka.
"Warga masih belum dapat kejelasan, apakah rumah-rumah mereka juga akan ikut menjadi lahan bandara, sehingga berharap kiranya wakil rakyat bisa menyampaikan hal ini kepada pemerintah, supaya ada kejelasan," katanya.
Hal tersebut katanya yang akan dipertanyakan kepada pemerintah, supaya ada kejelasan, sebab akibat rencana tersebut, masyarakat kelurahan Lapangan jadi tidak nyaman dan khawatir sewaktu-waktu disuruh pindah atau rumahnya kena perluasan sehingga minta agar segera diberikan kejelasan. ***