Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) tingkatkan sinergitas dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara guna mengantisipasi cuaca ekstrem, khususnya yang berdampak pada pergerakan harga bahan pokok.
"Ke depan, Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan pemprov akan terus memperkuat kerja sama untuk mengantisipasi risiko cuaca ekstrem," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Joko Supratikto, di Manado, Minggu.
Joko mengatakan cuaca ekstrem bisa berdampak pada pergerakan harga bahan pokok di tingkat pedagang.
Hal ini, katanya, akan berdampak pada angka inflasi di Sulut.
Ia menekankan pengendalian inflasi pangan tidak hanya berkaitan dengan stabilitas harga, tetapi juga erat dengan kesejahteraan masyarakat berpendapatan rendah yang sebagian besar pengeluarannya digunakan untuk pangan.
Di tengah tekanan inflasi pangan bergejolak yang tercatat masih disebabkan oleh gangguan pasokan akibat kendala cuaca.
Selain itu, katanya, pihaknya memperkecil disparitas harga antarwilayah, serta mendorong efisiensi logistik pangan agar stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat semakin terjaga.
Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus, menegaskan pentingnya memperkuat sinergi yang telah terjalin agar pengendalian inflasi dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Pengendalian inflasi merupakan tanggung jawab bersama dari provinsi hingga kabupaten/kota," katanya.
Dia mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dapat proaktif memetakan wilayah surplus dan defisit serta memperkuat kerja sama antardaerah melalui skema business-to-business (B2B) untuk meningkatkan efisiensi distribusi.

