Manado (ANTARA) - Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Sugeng Harianto menyebutkan setiap tahunnya pendangkalan danau Tondano di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara mencapai 13,4 sentimeter.
"Setiap tahun kurang lebih sebanyak 67.000 ton sedimen masuk ke Danau Tondano, sehingga menyebabkan bertambahnya pendangkalan dasar danau," ujar Sugeng pada rapat koordinasi dan konsultasi genangan permukiman sekitar Danau Tondano di Manado, Kamis.
Kondisi pendangkalan danau inilah yang menjadi salah satu penyebab sekitar 6.000 jiwa yang tinggal di sekitar Danau Tondano terdampak banjir.
"Itu problemnya. Kenapa danau ini menjadi masalah karena ada sedimentasi yang cukup tinggi. Dulu hujan yang sama terjadi tetapi tidak terjadi banjir di sekeliling danau," kata Sugeng.
Dia menjelaskan, upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam waktu dekat atau jangka pendek adalah memperbaiki sistem drainase permukiman yang ada di seputaran Danau Tondano.
"Ini harus kita perbaiki supaya air cepat masuk ke danau, cepat keluar dari permukiman masuk ke danau. Namun masalahnya adalah air di danau tinggi, yang disebabkan oleh pendangkalan," ujarnya.
Dia mengatakan, permukaan danau yang tinggi harus secepatnya diturunkan dengan membuka semaksimal mungkin pintu-pintu air yang ada di Desa Tonsealama.
"Kami sudah komunikasi dengan teman-teman di PLN supaya segera dibuka dengan maksimal sehingga air di danau cepat turun," ujarnya.
Kalau upaya tersebut belum cukup, kata dia, pola operasi danau yang harus diperbaiki.
"Mungkin selama ini begitu danau penuh baru dibuka. Nah sekarang harus bekerja sama antisipatif dengan BMKG," ujarnya.
BWS Sulawesi I, kata dia, ingin supaya saat ada ramalan hujan yang akan turun di catchment-nya Danau Tondano, pintu danau dibuka, sehingga mempersiapkan danau bisa menampung air hujan yang akan turun nanti.
"Jadi sifatnya lebih antisipatif, sebelum hujan turun air sudah kita turunkan dulu supaya nanti ketika hujan turun bisa tertampung di danau," kata Sugeng.