Manado (ANTARA) -
Hikmah (32) salah seorang peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) asal Kelurahan Kilongan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), menceritakan pengalamannya mengakses pelayanan fasilitas kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN.
“Awalnya saya sempat terdaftar sebagai tanggungan orang tua, kebetulan orang tua merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kemudian setelah saya berusia 25 tahun daftar sendiri sebagai peserta mandiri kelas satu,” ucapnya, di Manado, Rabu.
Belum genap satu tahun terdaftar sebagai peserta Mandiri, Hikmah bersyukur biaya persalinan anak pertamanya saat itu bisa di tanggung semua oleh BPJS Kesehatan.
“Kebetulan saat itu saya sedang hamil dan rutin juga sebelum melahirkan datang kontrol di puskesmas. Persalinan saya kemarin di rumah sakit dan bersyukur biaya persalinannya bisa di tanggung semua oleh BPJS Kesehatan,” ungkap Hikmah.
BPJS Kesehatan menganut prinsip gotong royong yang berarti bahwa peserta saling membantu menanggung beban biaya jaminan sosial. Adanya sistem gotong royong ini membuat biaya persalinan Hikmah dapat ditanggung secara penuh, meskipun baru terdaftar dan membayar iuran sebagai peserta mandiri kurang dari satu tahun.
“Saya merasa terbantu. Awalnya saya merasa jumlah iuran yang terkumpul atau yang sudah saya bayarkan saat itu harusnya belum sesuai besaran biaya persalinan yang seharusnya. Terlebih lagi saat itu persalinan saya melalui operasi caesar. Jadi meskipun saya baru terdaftar beberapa bulan, saya sudah bisa mendapatkan perawatan yang harusnya lebih mahal dari yang saya sudah bayarkan melalui iuran tiap bulannya,” ungkap Hikmah.
Selain itu persalinan keduanya juga menggunakan Program JKN.
Hikmah juga menyoroti terkait digitalisasi pelayanan BPJS Kesehatan di fasilitas kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN untuk antre secara daring. Selain itu ada fitur skrining riwayat kesehatan dan konsultasi dokter yang menjadi fitur paling sering dimanfaatkan.
“Sejak tahun 2018 saya sudah menggunakan aplikasi Mobile JKN melalui smartphone. Jenis layanan yang sering saya gunakan adalah pengambilan nomor antrean secara online yang saya rasa sangat membantu sekali. Terbantunya adalah saya tidak perlu datang cepat-cepat lagi ke puskesmas hanya untuk dapat antrian lebih awal, jadi sudah bisa ambil nomor antrean melalui Mobile JKN dan tinggal menunggu dari rumah saja,” ucapnya.
Selain itu ia juga menggunakan fitur skrining riwayat kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit tertentu dan juga fitur konsultasi dokter. Hikmah sangat bersyukur dengan kehadiran fitur-fitur digital itu yang dapat memudahkan dan mempercepat akses layanan baik itu di kantor BPJS Kesehatan maupun di fasilitas kesehatan.
“Adanya fitur-fitur ini sangat memudahkan sekali bagi saya, terutama untuk efisiensi waktu dan kemudahan akses karena banyak layanan yang bisa diakses tanpa perlu datang ke kantor BPJS Kesehatan maupun fasilitas kesehatan. Jadi digitalisasi layanan yang dihadirkan oleh BPJS Kesehatan sangat bagus sekali, saya bisa mengakses pelayanan secara mudah cukup dari rumah saja sehingga saya seorang ibu rumah tangga yang juga sambil bekerja bisa meminimalisasi penggunaan waktu saya karena semuanya bisa diakses melalui handphone,” kata Hikmah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul:
Peserta ini ceritakan pengalaman positif ikut layanan program JKN