Manado (ANTARA) - Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara mengatakan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dapat mempertahankan kekebalan populasi terhadap timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
"Selama pandemi COVID-19 pelaksanaan imunisasi rutin tidak berjalan secara optimal, sehingga terjadi penurunan cakupan secara signifikan," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Mery B. Pasorong, di Manado, Senin.
Penurunan cakupan vaksinasi ini dikhawatirkan mengakibatkan terjadinya kesenjangan imunitas/kekebalan) di populasi dan berdampak pada timbulnya KLB-PD3I.
Baca juga: Dinkes Sulut minta warga terapkan PHBS untuk cegah penularan penyakit
"Pemerintah pusat melakukan penguatan imunisasi rutin dan pemberian imunisasi tambahan kepada anak-anak melalui program BIAN," ujarnya.
Dia menyebutkan, kekebalan komunitas hanya bisa dicapai dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata.
"Menurunnya cakupan imunisasi rutin lengkap akan menyebabkan semakin menurunnya tingkat kekebalan komunitas," jelasnya.
Program BIAN, menurut dia, akan memberikan manfaat untuk mencegah kesakitan dan kecacatan akibat penyakit seperti Campak-Rubella, Polio, Difteri, Pertusis (batuk rejan), Hepatitis B, Pnemonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak).
Di Provinsi Sulut, sasaran imunisasi tambahan Campak-Rubella anak berusia sembilan bulan hingga kurang dari 12 tahun sebanyak 495.867 orang.
Baca juga: Dinkes Sulut mengajak warga vaksinasi dosis lengkap
Sedangkan, sasaran imunisasi kejar Imunisasi Oral Polio Vaksin (OPV) sebanyak 47.760 orang, Imunisasi Inject Polio Vaksin (IPV) sebanyak 76.757 orang, dan Imunisasi DPT-HB-Hib sebanyak 20.560 orang.