Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine, di Manado, Kamis, mengatakan Sulut urutan ke-22 dalam pencapaian imunisasi HPV, sehingga pada bulan BIAS ini akan didorong sehingga lebih tinggi lagi.
"Hal ini dilakukan untuk mencegah Kanker serviks atau kanker leher rahim pada perempuan," kata Prima dalam Kelas Jurnalis 3.0 Siap Imunisasi HPV di Manado.
Dia menjelaskan di Sulawesi Utara, capaian imunisasi HPV baru di angka 80 persen, dari target minimal 90 persen.
"Masyarakat tidak perlu khawatir karena berbagai penelitian menunjukkan bahwa imunisasi HPV pada anak kelas V dan VI aman dilakukan," katanya.
Managing Director MSD Indonesia George Stylianou mengatakan kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi dan beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia.
Data Globocan mencatat pada 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat .
Memahami situasi ini, MSD Indonesia bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menggelar kegiatan edukasi bagi rekan jurnalis dan komunitas terkait urgensi peningkatan pemahaman seputar imunisasi HPV sebagai upaya pencegahan penyebaran kanker serviks di Indonesia.
Sebagai mitra aktif Kementerian Kesehatan, MSD Indonesia berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target eliminasi kanker serviks di Indonesia, melalui edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat terkait pentingnya pencegahan kanker serviks.
Kegiatan edukasi yang digelar hari ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk terus meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kesiapan penerimaan masyarakat terhadap imunisasi HPV, khususnya pada program BIAS 2024 mendatang.
"Kami percaya, partisipasi aktif masyarakat dalam penerimaan imunisasi HPV merupakan langkah kecil yang berdampak besar, bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan,” jelas George Stylianou.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Gysje Pontororing mengatakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah merupakan program nasional yang wajib kita laksanakan, termasuk di dalamnya imunisasi HPV.
Pada BIAS 2023, katanya, capaian imunisasi HPV di Sulawesi Utara pada pemberian dosis pertama baru di angka 80 persen, masih di bawah target nasional di angka 90 persen.
"Untuk mencapai perlindungan yang kuat dalam komunitas, cakupan dan pemerataan imunisasi perlu dilakukan," katanya.
Sejumlah tantangan masih dihadapi, diantaranya belum optimalnya kolaborasi antar sektor, informasi yang kurang tepat terkait imunisasi HPV, serta kekhawatiran dan keengganan yang masih dirasakan para orang tua.
"Kami mengimbau kepada segenap masyarakat khususnya di wilayah Sulawesi Utara untuk mau mencari tahu informasi yang akurat seputar imunisasi HPV, sehingga dapat mengatasi keraguan dan siap berpartisipasi dalam program BIAS yang akan datang, karena imunisasi merupakan hak setiap anak Indonesia,” jelasnya.
Dokter Spesialis Anak yang juga Ketua Komda KIPI Sulawesi Utara Dr Hesti Lestari mengatakan imunisasi merupakan langkah pencegahan yang terbukti efektif dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya, salah satunya kanker serviks.
Inilah mengapa, penting bagi orang tua untuk membekali diri dengan informasi yang tepat seputar kanker serviks dan imunisasi HPV, agar terhindar dari misinformasi atau hoaks.
Perlu diketahui, rekomendasi WHO menyebut pemberian imunisasi HPV akan semakin efektif diberikan kepada perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual agar perlindungannya bekerja maksimal.
"Penelitian juga telah membuktikan bahwa imunisasi HPV pada anak aman dilakukan. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya kanker serviks,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes-MSD tingkatkan capaian imunisasi HPV Sulut pada BIAS 2024