Manado (ANTARA) -
Dewan Pengarah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Novi Kurnia mengatakan bahwa generasi muda memerlukan panduan literasi keamanan digital agar bisa mengoptimalkan internet sebagai sarana belajar dan berinteraksi dengan masyarakat.
"Literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggungjawab. Dengan memahami ruang digital dan bagaimana beraktivitas secara aman di ruang ini, anak dan remaja bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia digital baik dalam belajar di sekolah maupun berinteraksi di masyarakat," kata Novi Kurnia dalam webinar, Selasa.
"Selain orang tua, peran guru atau pengajar sebagai pembimbing anak dan remaja di sekolah sangat penting untuk membantu mereka meningkatkan kecakapan dalam aman bermedia digital," kata dia yang juga menjadi Koordinator Nasional Koordinator Nasional Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi).
Berdasarkan hasil survei dari "Neurosensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids", sebanyak lebih dari 80 persen anak-anak di Indonesia sudah terpapar dengan media sosial dan platform digital lainnya sejak usia dini.
Hal itu membuat anak dan remaja menjadi lebih rentan terhadap risiko keamanan digital, termasuk mengenai privasi, keamanan, hingga perundungan siber.
Untuk itu, Kominfo bersama platform distribusi video meluncurkan "Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar". Buku itu menyediakan tiga topik berbeda terkait keamanan di dunia maya, termasuk privasi dan keamanan, perundungan dan ujaran kebencian, serta kesejahteraan digital.
Setiap topik akan menyediakan rangkuman, panduan diskusi dan ide untuk aktivitas, yang dapat dengan mudah diadaptasi oleh guru sesuai dengan gaya mengajar dan kebutuhan anak didiknya.
Kehadiran buku panduan ini diapresiasi oleh pengajar yang diwakili oleh Ira Mirawati, seorang pengajar yang juga menjalankan platform sobatmu.com, sebuah wadah konsultasi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi remaja.
"Pengajar, sebagai orang dewasa yang menghabiskan banyak waktu dengan anak didiknya, perlu memberikan ruang yang nyaman bagi mereka untuk mau mendiskusikan dan belajar memahami bahwa keamanan privasi dan jejak digital ada di tangan mereka. Hadirnya Buku Panduan ini tentu akan sangat membantu para pengajar untuk memahami cara mengangkat topik-topik sensitif ini, tanpa membuat para anak didiknya merasa canggung dan menutup diri," kata Ira.
Buku panduan ini tersedia di situs web http://literasidigital.id/books/buku-panduan-keamanan-digital-untuk-pengajar-tiktok/ yang dikelola oleh Siberkreasi yang dapat diakses oleh siapa pun, termasuk para pengajar yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai hari ini bertepatan dengan Hari Guru Sedunia.
Berita Terkait
Ganjar Pranowo mendorong penyusunan buku putih pertahanan
Selasa, 9 Januari 2024 17:49 Wib
Kunjungi Vatikan, Megawati dapat dua buku dari Paus Fransiskus
Selasa, 19 Desember 2023 6:25 Wib
Anak tuna netra hadiahkan buku kepada Ganjar
Sabtu, 16 Desember 2023 6:11 Wib
DPP KKK gelar KKR dan bedah buku di Yogyakarta dan Jateng
Sabtu, 25 November 2023 17:50 Wib
Ganjar Pranowo dapat dua buku karya Romo Magnis
Jumat, 24 November 2023 11:48 Wib
SBY: Rakyat jangan sampai salah pilih pemimpin di Pemilu 2024
Jumat, 11 Agustus 2023 6:20 Wib
Balai Bahasa Sulawesi Utara bagikan buku bacaan tingkatkan literasi wilayah 3T
Senin, 19 Juni 2023 21:21 Wib
Buku "Kristen Muhammadiyah" dan pesan toleransi
Minggu, 18 Juni 2023 7:17 Wib