Pramono Anung lakukan gunting pita Pameran Lukisan Bulan Bung Karno
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo melakukan pengguntingan pita pembukaan Pameran Seni Rupa 'Akara' yang dilaksanakan DPP PDI Perjuangan dalam rangka peringatan 'Bulan Bung Karno' di Yogyakarta, Sabtu.
Pramono mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang menyampaikan pidato secara daring dari Jakarta.
Saat pengguntingan pita, Pramono ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Sri Paku Alam X.
"Semoga pameran ini selalu menginspirasi kita semua. Sebab ini khas, tak banyak dilakukan parpol lain. Tetapi PDI Perjuangan selalu berada di depan untuk urusan seni, budaya, dan olahraga," kata Pramono Anung sebelum pengguntingan pita seperti dikutip dalam siaran persnya.
Dia lalu banyak bicara soal Kota Yogyakarta, dimana memuji Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X karena menginisiasi lagu Indonesia Raya dikumandangkan saat jam kerja dan dimana pun di sudut kota tersebut.
Bahkan hal ini menginspirasi Ketua Umum DPP PDIP Megawati dan Sekjen Hasto Kristiyanto untuk memerintahkan hal sama dilakukan oleh kader PDIP yang duduk sebagai kepala daerah.
Pria kelahiran Kediri itu berbicara soal kantor DPD PDIP Yogyakarta yang megah. Pramono masih mengingat, bagaimana kantor partai lama yang kecil membuat partainya selalu dipandang sebelah mata.
"Tetapi hari ini, terus terang saya salut atas capaian teman-teman di DPD PDIP dan dukungan pak Sekjen DPP PDIP bahwa DI Yogyakarta punya kantor bagus, tetapi tetap menjadi rumah rakyat. Tak boleh berubah," katanya.
Bahkan, dia mengaku menemukan bagaimana bendera partainya berkibar hampir di setiap tempat di provinsi itu. Hal itu ditemukan saat bersepeda pagi hari tadi mengelilingi sejumlah kabupaten/kota di Yogyakarta.
"Ini menandakan PDI Perjuangan adalah rumah rakyat, rumah kaum nasionalis, dan rumah kita semua," tutur Pramono Anung.
Sementara itu, Wakil Gubernur Yogyakarta Sri Paku Alam X, yang hadir mewakili Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan pihaknya mendukung langkah PDIP yang mengemas peradaban melalui karya seni. Hal ini merupakan pendekatan kultural ideal yang mengembangkan rasa kebangsaan.
"Bung Karno pernah menyatakan bahwa 'aku bersyukur karena dilahirkan dengan perasaan halus dan rasa seni'. Bagi beliau, karya seni bukan sekadar hiburan semata, tapi merupakan bagian perjuangan dan esensial dari 'nation building'," kata Sri Paku Alam X.
Dia mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Yogyakarta sebagai lokasi pameran seni rupa ini karena kreativitas masyarakat Yogyakarta terpancar dari karya seni dan budayanya.
Acara itu berlangsung di kantor PDIP Yogyakarta dimana 78 lukisan dari 78 seniman dipamerkan. Para seniman berasal dari Yogyakarta, Malang, Sorong, Bandung, Bali, Wonosobo, Solo, dan daerah lainnya, di antaranya adalah Nasirun, Butet Kertaradjasa, Putu Sutawijaya, Budi Ubrux, Melodia, Sigit Santoso, dan Hadi Susanto.
Pramono mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang menyampaikan pidato secara daring dari Jakarta.
Saat pengguntingan pita, Pramono ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Sri Paku Alam X.
"Semoga pameran ini selalu menginspirasi kita semua. Sebab ini khas, tak banyak dilakukan parpol lain. Tetapi PDI Perjuangan selalu berada di depan untuk urusan seni, budaya, dan olahraga," kata Pramono Anung sebelum pengguntingan pita seperti dikutip dalam siaran persnya.
Dia lalu banyak bicara soal Kota Yogyakarta, dimana memuji Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X karena menginisiasi lagu Indonesia Raya dikumandangkan saat jam kerja dan dimana pun di sudut kota tersebut.
Bahkan hal ini menginspirasi Ketua Umum DPP PDIP Megawati dan Sekjen Hasto Kristiyanto untuk memerintahkan hal sama dilakukan oleh kader PDIP yang duduk sebagai kepala daerah.
Pria kelahiran Kediri itu berbicara soal kantor DPD PDIP Yogyakarta yang megah. Pramono masih mengingat, bagaimana kantor partai lama yang kecil membuat partainya selalu dipandang sebelah mata.
"Tetapi hari ini, terus terang saya salut atas capaian teman-teman di DPD PDIP dan dukungan pak Sekjen DPP PDIP bahwa DI Yogyakarta punya kantor bagus, tetapi tetap menjadi rumah rakyat. Tak boleh berubah," katanya.
Bahkan, dia mengaku menemukan bagaimana bendera partainya berkibar hampir di setiap tempat di provinsi itu. Hal itu ditemukan saat bersepeda pagi hari tadi mengelilingi sejumlah kabupaten/kota di Yogyakarta.
"Ini menandakan PDI Perjuangan adalah rumah rakyat, rumah kaum nasionalis, dan rumah kita semua," tutur Pramono Anung.
Sementara itu, Wakil Gubernur Yogyakarta Sri Paku Alam X, yang hadir mewakili Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan pihaknya mendukung langkah PDIP yang mengemas peradaban melalui karya seni. Hal ini merupakan pendekatan kultural ideal yang mengembangkan rasa kebangsaan.
"Bung Karno pernah menyatakan bahwa 'aku bersyukur karena dilahirkan dengan perasaan halus dan rasa seni'. Bagi beliau, karya seni bukan sekadar hiburan semata, tapi merupakan bagian perjuangan dan esensial dari 'nation building'," kata Sri Paku Alam X.
Dia mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Yogyakarta sebagai lokasi pameran seni rupa ini karena kreativitas masyarakat Yogyakarta terpancar dari karya seni dan budayanya.
Acara itu berlangsung di kantor PDIP Yogyakarta dimana 78 lukisan dari 78 seniman dipamerkan. Para seniman berasal dari Yogyakarta, Malang, Sorong, Bandung, Bali, Wonosobo, Solo, dan daerah lainnya, di antaranya adalah Nasirun, Butet Kertaradjasa, Putu Sutawijaya, Budi Ubrux, Melodia, Sigit Santoso, dan Hadi Susanto.