Manado (ANTARA) - Panitia melakukan seleksi objektif calon pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) Kota Manado tahun 2021, sebut Ketua Pansel Sterry F Andih SH MH, Selasa.
"Pasti seleksi yang kami lakukan untuk calon paskibraka objektif dengan berbagai parameter penilaian," sebut Sterry di Manado, menepis informasi bahwa proses seleksi yang dilakukan tidak transparan.
Selain tinggi dan berat badan, ada beberapa parameter yang menjadi dasar penilaian yaitu gerakan, kesehatan, psikologi, kesamaptaan dan pengetahuan, katanya.
"Karena itu dari 90 calon paskibraka yang mengikuti seleksi, pada akhirnya yang lolos seleksi sebanyak 62 capas dari beberapa sekolah yang ada di Manado," ujarnya.
Sebanyak 62 capas yang lolos seleksi tersebut terdiri dari 60 capas untuk Kota Manado, kemudian dua capas untuk utusan Provinsi Sulut.
Sterry merunut, pada proses seleksi yang mengikutsertakan sebanyak 90 capas (45 putra dan 45 putri), ada satu peserta putri yang tidak hadir.
Karena itu kemudian, panitia seleksi berembug selanjutnya menggantikan satu peserta putri untuk melengkapi kuota 45 capas.
"Jadi kami tidak menukar, tapi kami mengganti peserta putri yang tidak datang dengan satu capas yang masuk peringkat pertama cadangan untuk mengikuti seleksi lanjutan yaitu atas nama Alisya Artika Sari Umar dari SMKN 3 Manado," ujarnya.
Pada proses seleksi yang diikuti 90 capas tersebut, nama Alisya Artika Sari Umar lolos ke tahap berikutnya, sementara rekan satu sekolahnya yaitu Natasya Thomas tidak, karena dari parameter penilaian Umar lebih bagus.
"Pada intinya kami melaksanakan proses seleksi sesuai dengan aturan," katanya lagi.
Selanjutnya, Wakil Ketua Pansel Paskibraka Kota Manado, Letkol Denny Ogy menambahkan, pada proses rekrutmen diharapkan semua sekolah mengirimkan wakilnya untuk diseleksi.
"Cuma memang kendalanya siswa-siswa yang dikirimkan tidak diperhatikan apakah layak atau tidak ikut tes, semisal posturnya memenuhi syarat atau tidak, itu yang kami alami," sebutnya.
Dia mencontohkan, apabila standar tinggi badan 165 sentimeter benar diterapkan, hanya sekitar 15 orang yang lolos, sebagian besar tidak.
"Standar itu kemudian kami turunkan agar bisa melakukan seleksi lebih banyak lagi untuk mendapatkan yang terbaik," ujarnya.