Jakarta (ANTARA) - Induk holding farmasi badan usaha milik negara (BUMN), PT Bio Farma (Persero) akan mengembangkan plasma darah pasien COVID-19 yang telah pulih sebagai salah satu metode untuk penyembuhan pasien COVID-19.
"Selain vaksin, kami juga kembangkan transfusi plasma, bagaimana dari orang yang baru sembuh COVID-19, plasma darahnya kita ambil dan kita olah dengan teknologi tertentu sehingga bisa ditransfusikan ke pasien yang terkena COVID-19. Ini cukup efektif di Jepang," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, plasma darah dari pasien COVID-19 yang telah sembuh mengandung anti bodi yang dapat dimanfaatkan untuk membantu memerangi virus yang ada dalam tubuh pasien COVID-19.
"Kalau bisa kita lakukan dalam dua minggu ke depan, kita akan lakukan secara massal di semua rumah sakit yang menangani COVID-19," ucapnya.
Ia menambahkan pihaknya juga bakal berkolaborasi dengan pemangku kepentingan kesehatan dalam negeri dan internasional untuk pengembangan obat infeksi COVID-19
"Kita terlibat kerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), semua obat yang sudah pernah dilakukan untuk penanganan COVID-19 dilakukan uji klinisnya sehingga bisa diputuskan apakah bisa untuk penanganan COVID-19 atau tidak. Obat yang akan di uji klinis yaitu produk chloroquin dan hydroxy choloroquin," ujarnya.
Dalam memerangi COVID-19, Honesti Basyir juga mengatakan, pihaknya bakal memproduksi alat tes COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Ada satu lagi inisiatif, memproduksi test kit PCR, sehingga kita bisa mendapatkan info yang memadai terkait orang yang potensi mendapat COVID-19, salah satu permasalahan di Indonesia kurangnya tes bagi semua masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya bakal memproduksi sebanyak 100.000 test kit PCR. Dengan begitu, diharapkan tujuan pemerintah agar Indonesia mandiri dalam kesehatan dapat tercapai.
"Kami berencana memproduksi 100 ribu test kit PCR. Selama ini kita impor. Produksi test kit pcr ini untuk memenuhi tujuan pemerintah yaitu kemandirian kesehatan nasional," ucapnya.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan perusahaan rintisan (start up).
"Mereka sudah buat prototype-nya. Diharapkan minggu ini sudah sampai di Bio Farma. Kita butuh waktu sekitar dua minggu untuk memproduksi 100 ribu test kit," katanya.
Berita Terkait
IVI sebut vaksin konjugasi tifoid disetujui di Indonesia
Kamis, 9 November 2023 9:48 Wib
DPRD Manado pertemukan FKTP-Kimia Farma-BPJS kesehatan bahas penurunan pasien
Senin, 16 Oktober 2023 20:49 Wib
Phapros jaga ketersediaan obat farmasi meski tren penyebaran COVID-19 turun
Kamis, 10 Maret 2022 18:44 Wib
Bio Farma yakin masih ada mencelah untuk turunkan harga layanan tes PCR
Selasa, 9 November 2021 15:03 Wib
Bio Farma mengapresiasi penetapan harga layanan tes PCR oleh pemerintah
Selasa, 9 November 2021 12:38 Wib
Menteri Erick Thohir minta Bio Farma tingkatkan produksi vaksin Covid-19
Sabtu, 10 Juli 2021 18:32 Wib
Menteri Erick Thohir berduka atas meninggalnya ketua uji klinis vaksin Sinovac
Kamis, 8 Juli 2021 4:52 Wib
Kimia Farma dukung pengusutan dugaan penggunaan alat tes cepat COVID bekas
Rabu, 28 April 2021 14:51 Wib