Washington (ANTARA) - Pemimpin Boeing Co Dennis Muilenburg, Senin (28/10), mendatangi Kedutaan Besar RI di Washington DC untuk menyatakan duka cita atas kecelakaan yang dialami pesawat Lion Air jenis Boeing 737 MAX, yang jatuh pada 2018 hingga menewaskan 189 orang.
Sementara itu, Muilenburg pada Selasa akan memberikan pengakuan bahwa perusahaan produksi pesawat itu telah membuat kesalahan.
Muilenburg datang ke KBRI di Washington pada Senin untuk bertemu dengan duta besar Indonesia, menyampaikan pernyataan duka cita serta memberi penghormatan bagi para korban penerbangan tersebut, kata Boeing melalui pernyataan.
Para penyelidik Indonesia pada Jumat pekan lalu mengatakan bahwa Boeing bertindak tanpa pengawasan yang mencukupi dari badan pengatur penerbangan Amerika Serikat.
Mereka juga mengatakan bahwa Boeing gagal memperhitungkan risiko terkait desain perangkat lunak di kokpit pesawat 737 MAX sehingga memberikan dampak bagi pesawat Lion Air penerbangan 610, yang juga melibatkan kesalahan oleh petugas dan awak maskapai.
Pada Selasa, Dennis Muilenburg, CEO Boeing Co, akan menyatakan pengakuan bahwa perusahaan yang ia pimpin itu telah membuat kesalahan.
Pernyataan tersebut akan disampaikan saat menghadiri sidang kongres dengan agenda membahas dua kecelakaan pesawat 737 MAX, yang menewaskan 346 orang, menurut pengakuan tertulis secara terbuka pada Senin.
"Kami sudah mengetahui dan sedang mempelajari kecelakaan-kecelakaan ini, Bapak Ketua. Kami tahu bahwa kami telah melakukan kesalahan dan menyebabkan beberapa kesalahan," demikian pernyataan yang akan disampaikan Muilenberg di depan Komite Perdagangan di Senat AS.
Surat pengakuan itu juga menyebutkan bahwa Boeing Co sudah melakukan penyempurnaan pada pesawat jenis 737 MAX, yang saat ini dilarang terbang, "yang akan memastikan bahwa kecelakaan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi."
Muilenberg, yang awal Oktober dicopot dari jabatannya sebagai ketua dewan direksi Boeing, juga akan bersaksi di depan Komite Transportasi dan Infrastruktur Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Rabu.
Maskapai-maskapai AS sudah membatalkan penerbangan hingga Januari dan Februari akibat 737 MAX dilarang terbang dan badan pengatur penerbangan AS Federal Aviation Administration kemungkinan belum akan menyetujui pencabutan larangan terbang itu paling cepat hingga Desember."
"Kami juga mengerti bahwa kami bisa dan harus lebih baik," demikian bunyi pengakuan Muillenberg.
Surat pengakuan itu juga berisi pernyataan "duka cita yang mendalam kepada keluarga dan orang-orang tercinta para korban" yang meninggal serta mencatat bahwa sidang di kongres itu akan berlangsung pada tanggal peringatan kejatuhan Lion Air penerbangan 610 di Indonesia yang menewaskan 189 orang.
Pada Maret setelah pesawat 737 MAX Ethiopian Airlines penerbangan 302 jatuh dan menewaskan 157 orang, pesawat jenis itu dilarang terbang di seluruh dunia.
Pengakuan yang disiapkan Muilenberg pada Selasa menyebutkan bahwa ketika 737 MAX kembali beroperasi, "pesawat itu akan menjadi yang paling aman untuk terbang."
Sumber: Reuters