Paris, 28/6 (Antara/Reuters) - Italia mematahkan kutukan 22 tahun untuk mengakhiri upaya Spanyol mencatatkan gelar Eropa untuk ketiga kalinya secara beruntun, melalui kemenangan 2-0 atas lawan yang familiar pada pertandingan 16 besar antara dua tim raksasa di Piala Eropa 2016 pada Senin.
Italia mendulang kesuksesan melalui gol dari Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle, dan akan berhadapan dengan Jerman pada perempat final.
Italia, yang tidak pernah memenangi pertandingan kompetitif dari Spanyol sejak Piala Dunia 1994 dan dipermalukan 0-4 oleh lawan yang sama pada final Piala Eropa 2012 di Kiev, merupakan tim yang lebih baik, khususnya pada babak pertama.
Italia, yang terlihat lebih terorganisir dan lebih agresif sebelum turun minum, menyia-nyiakan sejumlah peluang ketika bek Chiellini membawa mereka memimpin pada menit ke-33, menyambar bola untuk masuk ke gawang setelah kiper David De Gea gagal memblok dengan sempurna tendangan bebas Eder.
Italia tertekan pada babak kedua dan dipaksa meladeni gempuran Spanyol, ketika penyerang Pelle menyambut umpan silang Matteo Darmian untuk melepaskan sepakan voli dari jarak dekat, untuk menggandakan keunggulan pada masa tambahan waktu.
Kekalahan Spanyol menandai akhir suatu era bagi tim yang telah menjadi kekuatan dominan di Eropa dengan menjuarai Piala Eropa 2008, setelah menyingkirkan Italia pada perempat final, dan mengulang kesuksesan tersebut pada 2012.
Spanyol, yang tidak mampu menerapkan permainan operan khas mereka di atas permukaan lapangan yang licin, telah menduga bahwa prestasi mereka sedang merosot ketika kehilangan mahkota dunianya dengan tersingkir di fase grup pada Piala Dunia 2014 di Brazil.
Italia, yang hanya memenangi satu dari 11 pertandingan terakhirnya melawan Spanyol dan yang mengandalkan sejumlah pemain tua untuk membuat mereka dipandang sebelah mata oleh banyak pihak, akan bertemu Jerman pada Sabtu di Bordeaux, pada laga kelas berat lainnya untuk memperebutkan satu tempat di semifinal.
Gol Chiellini merupakan gol perdana yang masuk ke gawang Spanyol pada fase gugur di Piala Eropa atau Piala Dunia, sejak Zinedine Zidane mencetak gol untuk Prancis pada putaran 16 besar Piala Dunia 2006.
Peluang pertama
Peluang bersih pertama pada pertandingan Senin di Stade de France menjadi milik Italia setelah laga berlangsung beberapa menit, ketika tandukan Pelle dari tendangan bebas Alessandro Florenzo memaksa De Gea melakukan penyelamatan.
Sang kiper Spanyol kembali harus bekerja beberapa saat kemudian, ketika ia menahan tendangan salto Emannuele Giaccherini ke tiang gawang.
Spanyol, yang laju 15 pertandingan tanpa terkalahkannya di Piala Eropa berakhir dengan kekalahan 1-2 dari Kroasia pada pertandingan terakhir mereka di fase grup, tidak mampu melepaskan tembakan ke gawang sampai Andres Iniesta mencatatkan tembakan beberapa saat sebelum turun minum.
Sang juara bertahan memperlihatkan lebih banyak inisiatif setelah turun minum, dan nyaris mencetak gol melalui tandukan Alvaro Morata yang tertuju lurus ke kiper Italia Gianluigi Buffon pada awal babak kedua.
Bagaimanapun, Italia tetap berbahaya dan akan menggandakan keunggulan mereka lebih awal seandainya Eder tidak kalah pada duel satu lawan satu dengan De Gea setelah mendapat operan dari Pelle pada menit ke-60.
Spanyol terus berupaya menekan dan gagal memanfaatkan peluang bagus lainnya 15 menit sebelum pertandingan usai, ketika Iniesta melepaskan sepakan voli yang masih dapat ditinju kapten Italia Buffon.
Kiper sarat pengalaman itu kembali menjadi penentu pada fase akhir pertandingan, saat ia bergerak meluncur untuk menggagalkan peluang Gerard Pique, sebelum Pelle memastikan kemenangan timnya.