"Pinjaman yang disalurkan oleh bank di Sulut hingga Juni 2024 mencapai Rp51,78 triliun atau naik 11,09 persen jika dibandingkan posisi Juni tahun lalu hanya Rp46,88 triliun," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Sulawesi Utara Gorontalo Maluku Utara (Sulutgomalut) Robert Sianipar, di Manado, Jumat.
Robert mengatakan kredit perbankan Sulut terus tumbuh, jika dibandingkan dengan akhir tahun 2023 tumbuh 2,65 persen dari Rp50,44 triliun menjadi Rp51,78 triliun.
Dia menjelaskan hak ini menandakan perbankan tidak hanya mengumpulkan dana masyarakat tapi memberi pinjaman untuk meningkatkan usaha dan sebagainya.
"Pinjaman yang diberikan bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan debitur atau masyarakat," kata Robert.
Ia menjelaskan dari keseluruhan kredit yang disalurkan perbankan Sulut, sekitar 30 persen harus membiayai pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Jika UMKM dibiayai, maka akan berdampak signifikan kepada pertumbuhan ekonomi daerah bahkan nasional.
Pemimpin BNI Wilayah 11 Suluttenggomalut Lodewyck Pattihahuan mengatakan pihaknya telah menyalurkan kredit kepada UMKM hingga mencapai Rp1,2 triliun hingga Agustus 2024.
Lodewyck menekankan bahwa dukungan ini tidak hanya sebatas pemberian akses permodalan, tetapi juga melalui peningkatan kapasitas UMKM, termasuk upaya digitalisasi proses bisnis melalui platform Xpora.bni.co.id.
Dengan inisiatif ini, BNI berupaya membantu UMKM tidak hanya beradaptasi dengan era digital tetapi juga menembus pasar ekspor global.
BNI, katanya, terus memperkuat pembinaan dan pengembangan UMKM karena menjadi sektor ekonomi utama yang menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional dan merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi.
"Sehingga pembiayaan dan pendampingan kepada UMKM menjadi prioritas BNI, khususnya di Provinsi Sulawesi Utara," katanya.