Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw mengajak perempuan ikut berperan dan bersama-sama dengan pemerintah daerah menurunkan angka tengkes atau stunting.
"Ternyata prevalensi stunting kita masih tinggi," kata Wagub Steven pada pengukuhan Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Sulut di Manado, Kamis.
Salah satu penyebab masih tingginya angka tengkes di provinsi berpenduduk 2,6 juta jiwa lebih tersebut karena persoalan kurangnya asupan nutrisi.
"Saya juga kaget terhadap hal ini. Tapi kita harus berupaya menangani hal ini, termasuk peran kaum perempuan," ujarnya.
Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, kata wagub, Sulut tidak mampu bersaing apalagi dengan populasi penduduk yang hampir satu persen dari populasi penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa.
"Bila ingin bersaing, maka sumber daya manusia harus kita persiapkan dengan baik. Saya sering katakan kepada Bappeda, membangun infrastruktur penting, tapi jauh lebih penting adalah membangun sumber daya manusia," katanya.
Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting Sulut sebesar 20,5 persen. Pemprov berusaha menurunkan hingga di bawah 14 persen tahun ini.
Angka prevalensi tengkes tertinggi di 15 kabupaten dan kota yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebesar 30,0 persen, sementara terendah berada di Kota Tomohon sebesar 13,7 persen.