Manado (ANTARA) - Balai Taman Nasional Bunaken mengajak masyarakat maupun pengunjung menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang ada di kawasan wisata tersebut.
"Keanekaragaman hayati yang ada di kawasan Taman Nasional Bunaken terdiri dari beberapa ekosistem. Ada ekosistem laut, ekosistem terumbu karang, kemudian ada ekosistem padang lamun, ada ekosistem mangrove dan ada ekosistem terestrial atau daratan," kata Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Faat Rudhianto, di Manado, Rabu.
Di setiap ekosistem tersebut, kata dia, mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
Dia menyebutkan, di laut misalkan terdapat banyak jenis-jenis ikan, termasuk pada waktu-waktu tertentu dapat menyaksikan paus sampai puluhan ekor, begitupun dengan Dugong.
Berikutnya penyu, yang menurut Faat, Taman Nasional Bunaken menjadi salah satu habitat berbagai jenis seperti penyu hijau, penyu sisik ataupun penyu lekang.
"Ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyelam, karena bisa dijumpai di Taman Nasional Bunaken," katanya.
Berbagai jenis penyu tersebut, makanannya adalah lamun dan habitatnya mulai kawasan taman nasional bagian selatan seperti perairan Popareng, Poopo hingga Ranowangko.
Sementara tempat bertelur bisa ditemukan di pulau-pulau yang berjejer di Taman Nasional Bunaken seperti Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Nain, Pulau Mantehage dan Pulau Manado Tua.
Dia memberikan apresiasi kepada masyarakat yang ada di sekitar kawasan taman nasional yang mempunyai kesadaran penuh menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di wilayah tersebut.
"Kalau ada Dugong yang nyangkut di jaring nelayan, maka dengan penuh kesadaran mereka melepasnya kembali. Mari kita terus menjaga kawasan ini," ajak Faat.