"Menggunakan hak politik sesuai pilihan hati nurani, tidak golput karena begitu berarti satu suara bagi demokrasi dan masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Sarbin, di Manado, Minggu.
Sarbin mengatakan pada hari Rabu(14/2) nanti untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) mempergunakan hak pilih, baik pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPD, anggota DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten kota.
Kakanwil mengatakan jangan hilangkan hak demokrasi, karena kesempatan ini adalah bentuk tanggung jawab dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
"Kita boleh berbeda pilihan antara satu dengan yang lain, namun yang terpenting kita tetap bersatu dan damai, maka kita laksanakan tanggung jawab ini dengan baik, jangan golput," jelasnya.
Kakanwil juga mengingatkan bagi penyelenggara pemilu agar menjalankan tugas dengan profesionalitas, integritas, tanggung jawab, jujur dan adil, tidak memihak kepada peserta pemilu atau kandidat tertentu.
Peserta pemilu, katanya, agar tidak menggunakan dan menghalalkan segara cara untuk memenangkan pemilu, curang dan politik uang serta cara-cara kotor hanya akan mencederai demokrasi Indonesia di masa depan meskipun menang, jika kalah dengan jujur dan benar jauh lebih mulia daripada menang tapi curang.
Ia menjelaskan sebagai umat beragama, tokoh agama, ulama, kiyai, ustad, pendeta, pastor, pendeta, biksu/bante, jiao sheng memanjatkan doa, mengetuk pintu langit, memohon Sang Kuasa, Sang Pencipta, agar penyelenggaraan pemilu berlangsung dengan aman dan damai, khususnya tahapan pemungutan suara dan tahapan selanjutnya.
Semua pihak, kata Kakanwil, agar mentaati dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, netralitas bagi ASN serta penyelenggara negara menjadi fondasi pemilu yang aman, damai, jujur dan adil.