Pada waktu bersamaan pemerintah juga menyiapkan regulasi yang diperlukan untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota dengan kekhususan lain.
“Nah Pak Presiden Jokowi itu meneruskan apa yang menjadi impian Presiden Soekarno,” kata Kenneth.
Hal itu juga diungkapkan dia kepada siswa Lemhannas RI PPRA 66 2024 yang berkunjung ke gedung DPRD DKI Jakarta pada Kamis (25/1).
Selain aspek historis, Kenneth juga menjelaskan alasan lain perpindahan ibu kota negara yakni menyangkut aspek ekologis dan sosiologis.
“Asal mulanya kita bisa pindah karena berdasarkan kajian, Jakarta ini kan tanahnya makin turun permukaannya dan penduduk semakin padat," jelasnya.
Terlebih, menurut dia, setelah tidak lagi menyandang status ibu kota negara, Jakarta akan menjadi kota bisnis berskala global seperti Sydney, Australia.
Dengan harapan, tujuan pemindahan ibu kota untuk perputaran modal akan terkonsentrasi di Jakarta.
“Jakarta mungkin kayak Australia, Sydney kan sebelumnya kapitalnya Australia,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengungkapkan masa depan IKN tidak hanya memakai konsep kota hutan berkelanjutan, namun, juga smart city atau kota pintar dengan menerapkan bermacam-macam teknologi, termasuk mobil terbang pada tahun 2045.
“Konsep kota pintar atau smart city tidak hanya memudahkan penghuninya, namun juga mengontrol sumber daya yang ada. Misalnya, pengaturan energi secara efisien dan mengurangi emisi melalui sistem energi cerdas atau smart enery system. Dengan demikian untuk transportasi misalnya kita akan pakai bus tanpa sopir. Bahkan nanti akan ada mobil terbang pada tahun 2045. Pokoknya canggih banget, loh,” kata Bambang yang menghadirkan tayangan digital visual atau avatar pada ajang Nusantara Fair di Jakarta, Jumat malam.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Legislator sebut alasan ibu kota pindah demi wujudkan impian Soekarno