Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Proyek Strategis Nasional Tangguh Train 3, yang merupakan proyek pengembangan kilang LNG di lapangan gas Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, Jumat.
Dalam peresmian tersebut, Presiden akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di Jakarta, Jumat mengatakan selain meresmikan Proyek Tangguh Train 3, pada kesempatan tersebut juga akan disampaikan pengembangan tiga proyek lain di Papua Barat yang masih merupakan bagian dari proyek hulu migas dan turunannya.
Pertama, Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari yang merupakan proyek terintegrasi berikutnya dari Proyek Tangguh.
Kedua, proyek hilirisasi blue ammonia dan ketiga, akan segera dimulainya pengembangan Lapangan Gas Alam Asap Kido Merah (AKM) di Wilayah Kerja Kasuri.
Menurut Agus, produksi gas dari Lapangan AKM itu sebagian akan digunakan untuk mendukung pasokan bahan baku bagi pabrik Pupuk Kaltim yang akan dibangun di Fakfak.
Lapangan Tangguh merupakan penghasil gas bumi terbesar di Indonesia, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gas nasional.
"Sebagai proyek strategis nasional, Proyek LNG Tangguh Train 3 diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia dan masyarakat di sekitarnya karena memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mitigasi perubahan iklim," ujarnya.
Agus menambahkan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni telah beroperasi sejak 2009 dan sekarang terdiri atas fasilitas produksi gas lepas laut yang menyuplai tiga kilang LNG dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 million ton per annum (MTPA).
"Dengan beroperasinya Train 3, Tangguh menjadi produsen gas terbesar di Indonesia dengan total produksi tahunan 11,4 MTPA atau sekitar 35 persen dari produksi nasional," sebutnya.
Selanjutnya, proyek itu akan menggunakan teknologi carbon capture and storage (CCS) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Proses CCS adalah serangkaian proses yang menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber industri, seperti pembangkit listrik, pabrik semen, atau pabrik baja, dan menyimpannya di lokasi penyimpanan yang aman dan permanen.
"Ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim," jelas Agus Cahyono.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi dijadwalkan resmikan Proyek Tangguh Train 3
Berita Terkait
Badan Geologi sebut aktivitas erupsi Gunung Ruang mulai menurun
Senin, 22 April 2024 11:49 Wib
Menteri ESDM: Indonesia akan jadi pemilik saham mayoritas PT Vale
Rabu, 8 November 2023 18:39 Wib
Pengungsi Gunung Karangetang diizinkan pulang setelah guguran lava menurun
Kamis, 17 Agustus 2023 12:34 Wib
KPK sidik rumah mewah milik tersangka korupsi di Kementerian ESDM
Rabu, 9 Agustus 2023 16:06 Wib
PVMBG mencatat 1.189 kali gempa guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau
Rabu, 2 Agustus 2023 6:35 Wib
Badan Geologi naikkan status Gunung Lokon di Tomohon jadi Siaga
Senin, 17 Juli 2023 21:01 Wib
KPK telusuri aset tersangka korupsi tunjangan kinerja di Kementerian ESDM
Rabu, 12 Juli 2023 11:26 Wib
Badan Geologi imbau warga sekitar Gunung Karangetang patuhi rekomendasi
Kamis, 6 Juli 2023 11:54 Wib