BKKBN bersama Pemkab Boltim akselerasi penurunan stunting di bawah 14 persen
Bolaang Mongondow Timur (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara bersama Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, melakukan akselerasi penurunan stunting hingga di bawah angka 14 persen tahun depan.
"Rembuk stunting yang di saat ini kita lakukan adalah bentuk komitmen bersama," ujar Sekretaris BKKBN Sulut, Lady D. Ante di Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur, Kamis.
Persoalan stunting bukan hal sepele, karena itu BKKBN Sulut memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya yang telah melaksanakan rembuk stunting ini.
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), menurut Lady adalah wadah merangkul para pihak agar satu bahasa melakukan langkah konkrit dan terukur sehingga angka prevalensi stunting bisa ditekan bahkan bisa dihilangkan.
"Stunting berkaitan dengan sumber daya manusia, bila tidak diatasi maka akan berdampak di kemudian hari. Sumber daya berkualitas akan ikut menentukan masa depan keluarga, daerah bahkan negara," ujarnya.
Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sam Sachrul Mamonto mengatakan, rembuk stunting yang dilakukan saat ini adalah upaya daerah menekan angka kemiskinan di daerah.
"Menurunkan angka stunting telah menjadi niat kami, bahkan bukan lagi pada tataran tindak lanjut konvergensi, tapi kami akan berupaya maksimal menghilangkan stunting di daerah ini," katanya menegaskan.
Membentuk sumber daya berkualitas di kabupaten ini, ujar dia, adalah tugas bersama, karena itu, pemerintah akan mengawal sehingga pada tahun-tahun ke depan tidak ada lagi anak stunting.
"Ketika asupan gizi terpenuhi, maka kita optimis angka stunting akan menurun. Saya pun akan tegas mengganti kepala perangkat daerah terkait bahkan kepala puskesmas yang tidak bekerja optimal menurunkan stunting," tegasnya.
Selain Bupati Sam Sachrul Mamonto, Sekretaris BKKBN Sulut Lady D Ante, rembuk stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, ikut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Sonny Warokka, para asisten, kepala perangkat daerah, kepala puskesmas, dan pengusaha.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebanyak 30 persen, masih di atas angka stunting Sulut sebesar 20,5 persen.
"Rembuk stunting yang di saat ini kita lakukan adalah bentuk komitmen bersama," ujar Sekretaris BKKBN Sulut, Lady D. Ante di Tutuyan, Bolaang Mongondow Timur, Kamis.
Persoalan stunting bukan hal sepele, karena itu BKKBN Sulut memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya yang telah melaksanakan rembuk stunting ini.
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), menurut Lady adalah wadah merangkul para pihak agar satu bahasa melakukan langkah konkrit dan terukur sehingga angka prevalensi stunting bisa ditekan bahkan bisa dihilangkan.
"Stunting berkaitan dengan sumber daya manusia, bila tidak diatasi maka akan berdampak di kemudian hari. Sumber daya berkualitas akan ikut menentukan masa depan keluarga, daerah bahkan negara," ujarnya.
Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sam Sachrul Mamonto mengatakan, rembuk stunting yang dilakukan saat ini adalah upaya daerah menekan angka kemiskinan di daerah.
"Menurunkan angka stunting telah menjadi niat kami, bahkan bukan lagi pada tataran tindak lanjut konvergensi, tapi kami akan berupaya maksimal menghilangkan stunting di daerah ini," katanya menegaskan.
Membentuk sumber daya berkualitas di kabupaten ini, ujar dia, adalah tugas bersama, karena itu, pemerintah akan mengawal sehingga pada tahun-tahun ke depan tidak ada lagi anak stunting.
"Ketika asupan gizi terpenuhi, maka kita optimis angka stunting akan menurun. Saya pun akan tegas mengganti kepala perangkat daerah terkait bahkan kepala puskesmas yang tidak bekerja optimal menurunkan stunting," tegasnya.
Selain Bupati Sam Sachrul Mamonto, Sekretaris BKKBN Sulut Lady D Ante, rembuk stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, ikut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Sonny Warokka, para asisten, kepala perangkat daerah, kepala puskesmas, dan pengusaha.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebanyak 30 persen, masih di atas angka stunting Sulut sebesar 20,5 persen.