Manado (ANTARA) - Beras dan rokok memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan (GK) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Maret 2022.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra, di Manado, Selasa, mengatakan pada Maret 2022, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama.
Beras, katanya, masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 24,11 persen di perkotaan dan 25,23 persen di perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK 9,38 persen di perkotaan dan 9,78 persen di perdesaan.
Komoditi lainnya adalah tongkol/tuna/
cakalang 6,66 persen di perkotaan dan 7,09 persen di perdesaan, cabe rawit (3,25 persen di perkotaan dan 3,67 persen di perdesaan, kue basah 3,24 persen di perkotaan dan 3,86 di pedesaan.
Ia mengatakan, telur ayam sebesar 3,01 persen di perkotaan dan 2,39 persen di perdesaan, gula pasir 2,39 persen di perkotaan dan 3,01 di perdesaan, bawang merah 2,42 persen di perkotaan
dan 2,39 persen di pedesaan.
Ia mengatakan komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, angkutan, dan sabun cuci.
Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan pada Maret 2022 adalah sebesar Rp427.016,- per kapita per bulan.
Dibandingkan September 2021, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,17 persen.
Sementara jika dibandingkan Maret 2021, terjadi kenaikan sebesar 3,95 persen.
Peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2022 sebesar 77,73 persen.